Nasional

Warga Lereng Merapi Harus Waspada

NU Online  ·  Kamis, 25 Juli 2013 | 14:00 WIB

Boyolali, NU Online
Hujan abu dan pasir disertai gemuruh dari Gunung Merapi saat sahur pada Ahad (21/7) kemarin membuat panik ribuan warga di lereng merapi. Misalnya di Desa Jrakah dan Ngelakah Kecamatan Selo. Begitu juga warga Desa Wonodoyo Kecamatan Cepogo, serta Desa Merian Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali.
<>
Warga desa itu berhamburan keluar rumah mencari tempat yang aman. Kepanikan warga juga terjadi di Desa Tegalmulyo dan desa Sidorejo Kecamatan Kemalang Kabupaten Klaten.   

Ketua PCNU Boyolali, Masruri dan Ketua PCNU Klaten, Bambang Suprobo melalui NU Online mengimbau warga NU di lereng Merapi untuk waspada bahaya keluarnya hembusan asap sulfatara pekat dari puncak Merapi. 

“NU Boyolali beserta Banser, siap berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah, untuk membantu warga,” papar Masruri Selasa (23/7). 

Menurut Bambang Suprobo, sekitar 2.000 warga NU rawan kena hembusan asap Merapi. “NU mengimbau kepada warga untuk siap siaga,” kata Bambang.   

Petugas pos pengamatan Gunung Merapi di Kecamatan Selo Tri Mujianto mengakui dirinya melihat gumpalan asap tebal dari puncak Merapi, tapi dirinya tak dapat melihat secara visual dengan jelas. “Puncak tertutup kabut tebal, yang terlihat hanya hembusan. Saya tidak bisa mengukur ketinggian semburan asap, soalnya titik nol puncak Merapi tidak terlihat,” kata Tri.

Menurut warga desa Sidorejo, Mardiyono (53), kepanikan warga semakin bertambah ketika di luar rumah terjadi turun hujan abu disertai pasir lembut. Tanpa memikirkan ternak, warga terus turun gunung mencari tempat aman. 

Warga desa Tegalmulyo dan Siderejo mengungsi di aula Kecamatan Kemalang dan lapangan desa Keputran serta di desa Dompol radius 15 km  dari puncak Gunung Merapi. Kemudian warga dari Desa Balerante mengungsi di Desa Bawukan, Kemalang.  

Camat Kemalang Bambang Haryoko menjelaskan, ada sekitar 1.000 warga yang mengungsi di kecamatan dan lapangan desa Keputran. Mereka berasal dari Sidorejo, Tegalmulyo. “Para pengungsi didominasi ibu-ibu, anak dan orang tua,” ujar Bambang.        

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Joko Roekminto sudah melakukan koordinasi dengan pihak BPTK Yogyakarta, bahwa status Gunung Merapi masih normal. 

Penyakit Ispa
Dampak hujan abu vulkanik Gunung Merapi yang perlu diwaspadai bagi warga adalah infeksi saluran pernapasan (Ispa). 

Kepala Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Klaten, Joko Rukminto mengatakan, penyakit Ispa mengancam warga lereng Gunung Merapi, sebab hingga kemarin Selasa dampak hujan abu masih dirasakan warga. 

“Di lapangan sudah dibagikan langsung ratusan masker kepada warga. Terutama untuk siswa yang berangkan sekolah. Ispa sangat rawan menyerang anak-anak,” katanya. 


Redaktur    : Abdullah Alawi 
Kontributor: Cecep Choirul Sholeh