Nasional MUNAS-KONBES NU 2019

Walau dari Arab, Para Wali Tak Lakukan Arabisasi

Kam, 28 Februari 2019 | 21:00 WIB

Walau dari Arab, Para Wali Tak Lakukan Arabisasi

Buku Pintar Islam Nusantara

Banjar, NU Online
Penulis buku Islam Nusantara H Ahmad Baso menjelaskan bahwa aktifitas para wali dalam menyiarkan Islam di Nusantara tidak serta merta melakukan arabisasi kepada masyarakat. Hal ini terbukti dari cara wali mengajarkan ilmu agama tidak langsung menggunakan huruf Arab. Melainkan menggunakan aksara Jawa.

Sebagai contoh para wali mengajarkan Bismillah dan Fatihah dengan menggunakan aksara Hanacaraka. Semisal huruf ain ditambah kodifikasinya dengan menambah titik tiga di atasnya untuk menujukkan perbedaan dengan huruf alif dan pengucapan tidak dengan "Nga".

"Kurang apanya para wali. Mereka itu keturunan Arab dan habaib (para keturunan Nabi). Habib 25 karat. Bukan yang karatan," tegasnya saat membedah Buku Pintar Islam Nusantara di Arena Munas dan Konbes NU di Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat, Kamis (28/2)

Selain menyebarkan Islam, para wali juga memberi contoh bagaimana memadukan agama dan budaya serta menanamkan rasa cinta kepada tanah air. Budaya menjadi instrumen dalam meyakinkan penduduk nusantara untuk masuk Islam dan nasionalisme menjadi penguatnya.

"Para wali secara konsisten mengabdikan diri untuk menyiarkan Islam di Nusantara. Pernah kepikiran para wali mudik ke Arab? Mereka hidup di nusantara, sampai meninggalpun minta dimakamkan di Indonesia. Tidak ingin dimakamkan di Arab," katanya.

Ia melanjutkan bahwa cara menyebarkan Islam dengan model ini ternyata sangat efektif. Dua sisi dapat diraih sekaligus yakni syiar agama Islam dan kenusantaraan.

"Islamisasi dapat, Nusantara dapat. Belajar Islam tapi tidak merusak kesatuan nusantara," tegasnya.

Terkait Islam di Indonesia yang katanya berasal dari India dan persia, Ahmad Baso menambahkan bahwa India hanya merupakan jalur penyebaran.

"Buku ini (Buku Pintar Islam Nusantara) sekaligus mengoreksi yang katanya orang Indonesia diislamkan dari India. Jangan dipotong. Islam di Indonesia dari India, Hadramaut, Baghdad, Madinah dan Makkah," pungkasnya. (Muhammad Faizin)