Nasional

Wahid Foundation: Civitas Akademik Lemah Tangani Radikalisme

NU Online  ·  Kamis, 3 Mei 2018 | 05:30 WIB

Jakarta, NU Online 
Peneliti Wahid Foundation Alamsyah Ja'far menilai bahwa respons civitas akademik belum maksimal dalam upaya penanganan radikalisme di kampus. Dalam pandangannya, upaya yang dilakukan hanya bersifat kampanye, seperti deklarasi anti-radikalisme. 

"Kalau hanya level itu, menurut saya belum maksimal dalam proses penangananannya. Harus komprehensif memang," kata Alamsyah kepada NU Online di Jakarta, Rabu (2/5).

Wahid Foundation sendiri membagi tiga pendekatan dalam menangani persoalan radikalisme. 

Pertama, sehat. Menurutnya, mahasiswa yang belum terkena paham radikal, maka didorong agar tetap dalam keadaan sehat dan tidak masuk ke kelompok radikal. 

Kedua, rentan sakit. Mahasiswa yang rentan masuk paham radikalisme, maka harus dipastikan supaya tidak melakukan tindakan radikal, yaitu ditarik ke dalam kelompok yang sehat. 

"Kalau ada orang yang sudah mulai rentan mendukung gerakan radikal, maka perlu ada penanganan seperti pendampingan, menolak gagasan," katanya. 

Ketiga, sakit. Mahasiswa yang telah terpapar radikalisme, seperti telah terbentuk jaringan terorisme, maka civitas akademik harus bekerja sama dengan aparat penegak hukum, seperti Densus 88.

"Nah! pendekatan radikalisme di kampus itu harusnya komprehensif," ujarnya. (Husni Sahal/Ibnu Nawawi)