Nasional

Visi Capres-Cawapres soal Perguruan Tinggi Masih Umum

NU Online  ·  Kamis, 19 Juni 2014 | 02:09 WIB

Jakarta, NU Online
Visi dan misi dua pasangan calon presiden dan wakil presiden yang maju pada Pemilu Presiden 2014 terkait pengembangan perguruan tinggi masih sangat umum. Keduanya belum menggambarkan program spesifik tentang arah mutu dan langkah-langah praktis yang akan dijalani.
<>
Pandangan ini dikemukakan Ketua Pengurus Pusat Lajnah Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPNU) Noor Achmad saat dihubungi NU Online, Kamis (19/6). Dikatakan, perguruan tinggi penting diperhatikan karena ia menjadi sarana yang dibutuhkan untuk memajukan sumber daya manusia.

“Belum ada langah-langkah tertentu terkait pengembangan SDM (sumber daya manusia) melalui perguruan tinggi. Indonesia yang akan datang itu seperti apa, kualifikasi manusianya seperti apa. Padahal ini penting,” ujarnya.

Rektor Unversitas Wahid Hasyim Semarang ini berpendapat, kebijakan pendidikan tinggi di Tanah Air semestinya bisa diarahkan kepada klasifikasi menurut kondisi geografis Indonesia, yakni zona Indonesia timur, tengah, dan barat.

“Dengan demikian, masing-masing perguruan tinggi dapat melahirkan lulusan yang mampu mengatasi masalah di kawasan masing-masing, khususnya di bidang ekonomi,” tuturnya.

Menurut Noor Achmad, Indonesia memiliki kekayaan laut, hutan, dan sumber daya minineral yang luar biasa. Namun, hingga kini semua itu belum terkelola dengan baik. Ia berharap, capres-cawapres yang sedang bersaing itu memberi perhatian lebih pada persoalan ini.

Selain pembagian zona, lanjutnya, strategi pengembangan perguruan tinggi juga harus menyentuh pada arah keilmuan. Baginya, penambahan ilmu kejuruan yang mengantarkan mahasiswa pada spesialisasi tertentu perlu dilakukan.

“Untuk S3 juga jangan hanya beberapa konsentrasi keilmuan saja. Menurut saya, S3 ilmu nuklir, pesawat terbang, dan lainnya juga harus dipersiapkan,” jelasnya memberi contoh.

LPTNU juga mendorong pemimpin ke depan untuk menggenjot pertumbuhan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia yang dinilai masih kalah dengan negara-negara ASEAN lainnya. Noor Achmad mengatakan, hal ini penting untuk menyukseskan proyek Kemendikbud untuk menyiapkan generasi emas. (Mahbib Khoiron)