Nasional

Varian Delta Menular Cepat, Satgas Covid-19 PBNU: Ketatkan Prokes

Sel, 22 Juni 2021 | 08:30 WIB

Varian Delta Menular Cepat, Satgas Covid-19 PBNU: Ketatkan Prokes

Ketua Satgas Covid-19 PBNU dr Makky Zamzami. (Foto: dok. istimewa)

Jakarta, NU Online

Penularan Covid-19 di Indonesia semakin mengalami lonjakan tinggi sehingga terjadi mutasi dan memiliki banyak varian yang berpotensi menular sangat cepat, salah satunya varian Delta dari India.


Karena itu, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dr Makky Zamzami secara tegas mengimbau masyarakat semakin mengetatkan penggunaan protokol kesehatan. 


“Jadi seiring bertambahnya penularan, virus itu berkembang. Maka potensi mutasi itu pasti ada. Kasus Covid-19 ini sudah (lebih dari) 100 jutaan sedunia, maka potensi virus menyebar atau berubah itu akan sangat besar. Ditambah lagi perbedaan ras di dunia ini dengan variasi-variasi yang juga akan muncul perbedaan,” jelas dr Makky kepada NU Online, Senin (21/6).


Terdapat 10 varian Covid-19 di dunia. Di antaranya varian Alpha B.1.1.7 (Inggris), Beta B.1.351 (Afrika Selatan), Gamma P.1 (Brasil), Zeta P.2 (Brasil), Theta P.3 (Filipina), Eta B.1.525 (Inggris), Epsilon B.1.427/B.1.429 (Amerika Serikat), Iota B.1.526 (Amerika Serikat), Kappa B.1.617.1 (India), dan Delta B.1.617.2 (India).


“Yang lagi ramai saat ini adalah jenis varian yang berasal dari India, yaitu Delta B 1617.2. Varian ini menjadi perhatian karena di India sendiri penyebaranya lebih mudah, gampang, cepat, dan berdekatan sedikit bisa tertular,” ujar dr Makky.


Singkatnya, penularan Covid-19 varian Delta ini sangat cepat. Saat Hari Raya Idulfitri lalu, kata dr Makky, beberapa kasus setelah dilakukan tracing di beberapa titik ditemukan bahwa ada mutasi Covid-19 varian Delta yang berasal dari India.


“Jadi Delta ini lebih cepat menularnya, misalnya dalam ruangan tertutup maupun terbuka lebih cepat menularnya. Aspek virulensinya lebih cepat. Secara umum sih gejalanya sama dengan virus Corona. Hanya saja dia lebih cepat menular. Yang tadinya jaga jarak satu meter dan kemudian melakukan komunikasi bisa cepat tertular,” imbuhnya. 


Gejala Covid-19 varian Delta 


Dijelaskan, gejala Covid-19 varian Delta itu tidak bisa diketahui secara pasti tapi secara umum memang mirip dengan gejala Covid-19 biasa. Sebab yang bisa menentukan hanya dari hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan secara detail. 


“Ketika kita menilai bahwa varian Delta ini semakin banyak, mungkin bisa melihat misalnya keluarga kita kemarin-kamarin aman-aman saja, tapi kok sekarang banyak yang kena, teman-teman kita juga banyak yang kena. Padahal mereka sudah menjaga benar-benar tetapi tetap kena begitu,” jelas dr Makky.


Menurutnya, ada kemungkinan bahwa lonjakan kasus Covid-19 di hampir seluruh wilayah Indonesia, termasuk DKI Jakarta, disebabkan oleh varian Delta tersebut. Karena di India sendiri pun, varian ini sudah menjadi masalah yang luar biasa maka ketika sudah masuk ke Indonesia sudah pasti mempengaruhi meningkatnya lonjakan kasus Covid-19.


Kurangi kontak langsung


Karena penularan varian Delta ini sangat cepat, dr Makky dengan tegas mengimbau masyarakat untuk mengurangi mobilitas keluar rumah dan berkontak langsung dengan orang lain. Bahkan kalau memungkinkan, harus ‘berburuk sangka’ kepada setiap orang yang ditemui.


“Artinya, kita harus curiga kepada setiap orang yang kita temui. Karena itu berpotensi menularkan Covid-19 sehingga kewaspadaan kita bisa terjaga dengan menjaga jarak begitu, selain itu protokol kesehatan juga wajib diperketat,” pungkasnya. 


Covid-19 per 21 Juni 2021


Data Satgas Penanganan Covid-19 per 21 Juni 2021 menunjukkan, terdapat penambahan 14.536 kasus baru Covid-19. Saat ini, total kasus Covid-19 di Indonesia saat ini mencapai 2.004.445 orang sejak 2 Maret 2020 lalu.  


Sementara itu, pasien sembuh akibat Covid-19 pun bertambah jumlahnya. Hari ini tercatat, sebanyak 9.233 orang dinyatakan telah sembuh. Dengan begitu, jumlah pasien Covid-19 yang sembuh di Indonesia hingga saat ini mencapai 1.801.761 orang. 


Jumlah pasien yang meninggal karena terpapar Covid-19 juga terus bertambah. Pada periode 20-21 Juni 2021, ada 294 pasien Covid-19 yang wafat. Secara akumulatif, angka kematian akibat Covid-19 mencapai 54.956 orang sejak awal pandemi.


Saat ini juga tercatat ada 147.728 kasus aktif Covid-19. Kasus aktif adalah pasien yang masih terkonfirmasi positif Covid-19 dan sedang menjalani perawatan di rumah sakit atau isolasi mandiri. Selain itu, terdapat 124.845 orang yang berstatus suspek.


Saat ini kasus Covid-19 sudah ada di 510 kabupaten/kota dari 34 provinsi atau penularan virus telah terjadi di 99 persen wilayah Indonesia. DKI Jakarta menjadi provinsi tertinggi yang mengalami lonjakan tertinggi. Tercatat, pada Senin kemarin, penambahan kasus di Jakarta sebanyak 5.014 sehingga totalnya menjadi 479.043 kasus.


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad