Nasional

Unusa Fasilitasi Mahasiswa Praktik Mengajar di Negara ASEAN

NU Online  ·  Jumat, 1 Februari 2019 | 11:30 WIB

Surabaya, NU Online
Terobosan baru terus dilakukan kampus kebanggaan Nahdlatul Ulama di Surabaya Jawa Timur ini. Yang terbaru, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) dan Southeast Asian Ministers of Education Organization (Seameo) melakukan kerja sama. Para mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) bisa melakukan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di beberapa sekolah negara anggota Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) .

Dua mahasiswa asal Filipina yang menjadi tamu FKIP Unusa kini sedang ditempatkan untuk mengajar di SD dan SMP Khadijah Surabaya. Sementara dua mahasiswa Unusa pada waktu bersamaan berada di Filipina, melakukan hal sama, praktik mengajar.
Program SEA Teacher Program (Preservice Student Teacher Exchange in Southeast Asia) berdurasi tiga pekan. Tujuannya memfasilitasi mahasiswa program studi keguruan dan ilmu pendidikan untuk mendapatkan pengalaman mengajar di sejumlah negara di Asia Tenggara.

Rektor Unusa, Achmad Jazidie mengatakan, program ini memberi pengalaman berharga bagi mahasiswa untuk mempraktikkan ilmunya di negara anggota Asean. “Bagi Unusa, program ini memiliki arti sangat penting dan membuktikan bahwa kurikulum yang diberikan dalam proses pembelajaran bukan hanya untuk kepentingan regional atau lokal, tapi juga internasional,” katanya, Jumat (1/2).

Tahun ini, Jazidie menambahkan, Unusa mengirim dua mahasiswanya untuk program tersebut. Mereka ditempatkan di sekolah di Filipina. Pembiayaan program ini sepenuhnya ditanggung pihak Unusa, sedang akomodasi ditanggung perguruan tinggi setempat. 

“Hal sama juga berlaku untuk dua mahasiswa Filipina yang sekarang ada di sini, mereka hanya membiayai biaya perjalanan. Sedang selama di Surabaya, ditanggung Unusa,” jelasnya.

Swenn Grospe Bautista salah satu peserta pertukaran menjelaskan bahwa program ini merupakan wadah untuk mengembangkan kemampuannya dalam proses belajar mengajar. "Melalui program ini kemahiran mengajar saya semakin meningkat. Ini merupakan pengalaman berharga bagi saya bisa mengajar di luar Filipina,” ungkapnya.

Swenn juga mengatakan, melalui program SEA Teacher ini ia bisa mengenal budaya dan agama lain di luar yang diketahui. “Kendala bahasa dan budaya tidak menjadi masalah karena saya didampingi oleh mahasiswa Filipina yang kebetulan menjadi mahasiswa Unusa,” kata mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris, Central Luzon State Universirty, Filipina tersebut.

Sedang rekan Swenn,  Precious Anne Mhay G Giokerto mengatakan, dirinya awalnya merasa canggung karena tidak mengenakan jilbab. Tapi hari berikutnya setalah diterima dengan baik, semua berjalan lancar. “Awalnya saya sangat susah menempatkan diri, karena belum pernah menggunakan jilbab sebelumnya, dan banyak budaya yang berbeda dan harus saya pahami. Tapi teman pendamping saya sangat membantu,” tandasnya usai mengajar kelas SD Khadijah. (Ibnu Nawawi)