Nasional

Ulama Mesir Ceritakan Riwayat Cinta Tanah Air Sesuai Ajaran Nabi

Sel, 10 Oktober 2023 | 08:00 WIB

Ulama Mesir Ceritakan Riwayat Cinta Tanah Air Sesuai Ajaran Nabi

Ulama dari Universitas Al-Azhar Kairo, Syekh Usamah Al-Azhary menghadiri perayaan Maulid Nabi Muhammad saw, Ahad (8/10/2023) di Bantul, Yogyakarta (Foto: Dok Media Pesantren Ali Maksum)

Bantul, NU Online
Ulama dari Universitas Al-Azhar Kairo, Syekh Usamah Al-Azhary menyampaikan bahwa cinta tanah air adalah ajaran Nabi Muhammad saw. 

 

"Nabi Muhammad SAW mengajarkan kita cinta tanah air, bahwa cinta tanah air adalah bagian dari iman," ujarnya dalam perayaan Maulid Nabi Muhammad saw yang dilaksanakan pada Ahad (8/10/2023).


Pada acara yang berlangsung di kediaman Wakil Ketua Umum PBNU, KH Sayyid Muhammad Hilal Al-Aidid di Krapyak, Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta itu Syekh Usamah menceritakan riwayat dari Sayyidina Anas yang meriwayatkan bahwa Rasulullah saw suatu hari pulang dari bepergian.


"Ketika dari kejauhan beliau melihat dinding kota Madinah, beliau mempercepat hewan tunggangannya agar cepat sampai di kota Madinah," lanjut Syek Usamah.


Penasehat Presiden Mesir itu juga berpesan kepada masyarakat Indonesia untuk mengimplementasikan rasa cinta masyarakat Indonesia kepada bangsanya dengan memberikan sesuatu yang berdampak pada kemajuan negara Indonesia; saling bahu-membahu dan menghindari cerai berai.

 

"Hilangkan dalam hati makna kebencian. Berikan sesuatu untuk kemajuan negara ini, kompaklah kalian, jangan bercerai berai, jangan membenci satu dengan yang lain, jangan mengganggu satu dengan yang lain, harus saling mendukung satu sama lain, harus saling mengasihi satu sama lain, dan juga memberikan cahaya kepada orang lain," pesannya.


Dia juga berpesan terkait sikap yang harus diambil masyarakat Indonesia, yaitu menjunjung tinggi negara Indonesia dengan cara berkontribusi terhadap peradaban bangsa ini


"Angkatlah negara Indonesia di atas kepala kalian, berilah kebaikan dan peradaban untuk negara Indonesia. Ini adalah negara besar yang layak menjadi negara terdepan," lanjutnya.​​​​​​​


​​​​​​​Kontributor: Nasril Nasar