Yogyakarta, NU Online
Saat ini Indonesia membutuhkan ulama sebagai panutan dalam melakukan perubahan bagi bangsa dan negara. Sosok yang bisa menjadi penengah dalam setiap konflik sosial di masyarakat. Ulama seperti itu bisa berperan menjadi penyelamat bangsa.
<>
Demikian disampaikan Rois Syuriah PCINU Jerman Syafiq Hasyim dalam acara Seminar Kebangsaan bertema "Ulama Sebagai Penyelamat Bangsa" di Theatr Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Selasa (11/10) pagi.
"Ulama harus berperan dalam masalah-masalah sosial, seperti adanya bencana alam atau terjadi konflik-konflik sosial," tutur pria kelahiran Jepara.
Sebab itu ulama harus membatasi budaya pragmatisme yang hanya mementingkan diri sendiri.
Karena hidup di dunia saat ini tidak bisa lepas dari kebutuhan hidup. Tapi di sisi lain, ulama juga perlu melakukan perjuangan sosial. Sehingga tidak hanya berjuang secara pragmatis belaka, tapi harus disertai dengan dampak sosial.
"Saat ini terjadi pergeseran makna ulama. Awalnya ulama diidentikkan dengan orang yang memproduksi keilmuwan. Maka perlu ada redefinisi ulama agar peran ulama," tegasnya.
Kata ulama itu bermakna multitafsir. Karena setiap masa memiliki tafsir sendiri sesuai dengan sejarah dan budaya yang berkembang. Agar peran ulama itu tetap pada koridornya maka perlu melakukan redefinisi ulama dan melakukan pembacaan secara komprehensif atas kehidupannya sehari-hari.
Turut hadir juga pimpinan Jama'ah Alkintiliyyah Gus Miftah Iftah dan dosen Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Zuly Qodir dosen sebagai pembicara. (Suhendra/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Larangan Pamer dan Bangga dengan Dosa-dosa
2
Khutbah Jumat: Membumikan Akhlak Nabi di Tengah Krisis Keteladanan
3
Khutbah Jumat: Sesuatu yang Berlebihan itu Tidak Baik, Termasuk Polusi Suara
4
Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19 Persen, Ini Syarat yang Harus Indonesia Penuhi
5
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
6
Sejumlah SD Negeri Sepi Pendaftar, Ini Respons Mendikdasmen
Terkini
Lihat Semua