Nasional

UIN Suka Yogyakarta, Kampus Humanis di Kota Pelajar, Budaya, dan Pariwisata

Kam, 27 Juli 2023 | 19:45 WIB

UIN Suka Yogyakarta, Kampus Humanis di Kota Pelajar, Budaya, dan Pariwisata

Salah satu bangunan di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka) Yogyakarta (Foto: uin-suka.ac.id)

Yogyakarta, NU Online
Berbicara tentang Yogyakarta, rasanya tidak akan ada habis-habisnya. Ada sebuah ungkapan, bagi mereka yang pernah tingal di Yogyakarta, mungkin dapat melihat setiap sudut kotanya yang romantis.


Yogya terbuat dari rindu, pulang dan angkringan, kata Jokpin (Joko Pinurbo), penyair kesohor yang banyak digandrungi anak muda.


Orang-orangnya yang ramah, bahkan terhadap kaum urban yang siap 'menikam kehidupan'. Kota Pelajar, Kota Budaya, Kota Pariwisata sungguh tak berlebihan bila disematkan kepada Yogyakarta. Manusianya yang intelek, tanpa mau tercerabut dari budaya. Yogyakarta memang istimewa, yang selalu hangat mengulurkan tangan, memeluk mereka yang datang ke sana.


Seperti itu juga dengan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka), di salah satu sudut Yogyakarta, adalah sebuah kampus Islam yang humanis bagi segala entitas manusia. Seperti ibu yang siap menunggu kehadiran anak-anaknya, UIN Sunan Kalijaga layaknya ibu bagi para mahasiswa.


Kampus yang terkenal dan kental di dunia aktivis ini terletak di Jalan Laksda Adisucipto, Papringan, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tepatnya di pinggiran pusat Kota Yogyakarta. Bangunan kampus yang dulu terkenal dengan sebutan kampus putih ini didesain minimalis dan modern, dengan konsep integrasi interkoneksi yang dibangun kembali pascagempa bumi yang memporak-porandakan Yogyakarta pada tahun 2006 silam. 


Sejarah
Pada awalnya, UIN Sunan Kalijaga merupakan Fakultas Agama Universtas Islam Indonesia (UII) yang dinegerikan menjadi Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAIN) berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 34 Tahun 1950 tanggal 14 Agustus 1950 dan peresmian menjadi PTAIN pada tanggal 26 September 1951. Jadi secara sejarah, UIN Sunan Kalijaga merupakan cikal bakal atau nenek moyang dari PTKIN di Indonesia.


"Rektor pertama PTAIN Yogyakarta, sebelum bernama UIN Sunan Kalija bernama Prof Mohammad Adan," kataWeni Hidayati, bagian Humas UIN Sunan Kalijaga, Senin (16/7/2023).

 

Periode selanjutnya yakni tahun 1960-1972. Pada tanggal 24 Agustus 1960, dari PTAIN berubah menjadi IAIN (Institut Agama Islam Negeri). Pada periode ini terjadi pemisahan. Pertama, IAIN berpusat di Yogyakarta dan yang kedua berpusat di Jakarta (cikal bakal UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) berdasarkan Keputusan Agama Nomor 49 Tahun 1963 tanggal 25 Februari 1963. IAIN yang berpusat di Yogyakarta diberi nama IAIN Sunan Kalijaga. Adapun materi kurikulumnya mengacu pada kurikulum Timur Tengah (Universitas Al-Azhar Mesir) yang telah dikembangkan pada masa PTAIN. Pada periode tersebut, IAIN Sunan Kalijaga di bawah kepemimpinan Pof. R.H. A Soenaryo, SH.


Melompat ke periode 2001-2010, periode ini merupakan periode pengembangan kelembagaan yang dipimpin oleh Prof. Dr. HM Amin Abdullah. Sebagai kelembagaan pendidikan tinggi Islam tertua di Indonesia, pada periode ini terjadi transformasi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga.


"Perubahan dari institut menjadi universitas dilakukan untuk mencanangkan sebuah paradigma baru dalam melihat dan melakukan studi terhadap ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum yang disebut paradigma integrasi interkoneksi. Paradigma ini ditandai dengan dialog antara hadlarah an-nas, hadlarah al-ilm dan hadlarah al-falsafah. Periode perubahan dari IAIN ke UIN disebut periode transforamsi,” ujar Weni


"Seperti yang telah kita jelaskan di atas, periode ini dipimpin oleh Prof. Amin Abdullah," jelas Weni.


Keunggulan-Keunggulan
Berdasarkan Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) No: 899/SK/BAN-PT/AK-ISK/PT/X/2021 tentang konversi peringkat akreditasi Perguruan Tinggi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta resmi menyandang gelar Perguruan Tinggi terakreditasi Unggul. Ini merupakan prestasi yang perlu disyukuri bukan oleh pejabat birokrasi kampus samata, namun juga oleh mahasiswa UIN Suka. Sebab, akreditasi Unggul yang diraih oleh UIN Sunan Kalijaga adalah yang pertama diraih untuk Perguruan Tinggi Islam dan nomor 12 secara nasional.


Selain itu, berdasarkan data yang dirilis oleh UniRank tahun 2023, UIN Sunan Kalijaga menjadi PTKIN terbaik di Indonesia, nomor 27 secara umum nasional dan kampus Islam terbaik di dunia nomor 16.


Sebelumnya pada tahun 2020, UIN meraih penghargaan pengelolaan BLU terbaik, perpustakan dengan dengan network terbaik, dan program studi terakreditasi internasional terbanyak di Indonesia dari AUN QA.


Di UIN Sunan Kalijaga ada yang disebut Lembaga Penjaminan Mutu yang bertugas untuk mengontrol dan menjamin mutu internal UIN Sunan Kalijaga.Prestasi yang diraih UIN Sunan Kalijaga berkat kerja keras, kegigihan lembega tersebut serta kekompakan pimpinan Universitas, Dekanat, Pengelola Prodi, dan semua Unit dan kerja sama yang saling melengkapi bersama Lembaga Penjaminan Mutu.


"Alumni atau output lulusan juga berpengaruh terhadap perolehan predikat Unggul," ujar Weni​​​​​​​​​​​​​​.


"Ada juga motivasi yang kuat dari jajaran pengelola kampus untuk kesuksesan alumni dan prestasi mahasiswa UIN yang terus meningkat," lanjutnya. "Jadi banyak faktor yang dilakukan untuk meraih akreditasi unggul dan akreditasi Internasional dari AUN-QA dan FIBAA," beber Weni.


Pada umumnya masyarakat Indonesia dan khususnya calon mahasiswa memilih kampus berdasarkan akreditasi. UIN Sunan Kalijaga merupakan pilihan yang tepat. Saat ini UIN Sunan Kalijaga memiliki sembilan fakultas dengan 61 program studi. Dari jumlah itu, sebanyak 41 sudah terakreditasi A, 1 terakreditasi unggul dan 18 telah terakreditasi FIBAA (Foundation For International Business Administration Accreditation).

 

"Oleh karenanya, yang menjadi pertimbangan utama calon mahasiswa mau kuliah di UIN Suka faktor utamanya, ya akreditasi ini," ujar Weni.


Pada tahun 2023 ini, UIN Sunan Kalijaga menjadi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) terfavorit alias peringkat pertama paling diminati bagi calon mahasiswa baru melalui Seleksi Prestasi Akademik Nasional (SPAN-PTKIN) dengan jumlah peminat 31.931. Padahal UIN Suka hanya menyediakan daya tampung sebanyak 4.252 kursi untuk semua jalur. Sedangkan untuk jalur SPAN-PTKIN hanya sebanyak 545 kursi. Hal in menunjukkan kualitas, kepercayaan dan reputasi UIN Sunan Kalijaga sebagai salah satu PTKIN tebaik tak terbantahkan.


Kampus UIN Sunan Kalijaga yang mempunyai visi 'Unggul dan terkemuka dalam pemaduan dan pengembangan keislaman dan keilmuan bagi peradaban ini' memiliki paradigma integrasi interkoneksi. Artinya, tidak ada dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum. Melainkan integrasi interkoneksi atau penggabungan dan penyambungan antara ilmu agama dan ilmu umum. 

 

Akan tetapi, dengan label berkualitas yang menempel pada kampus ini, biaya kuliah atau Uang Kuliah Tunggal (UKT) sangat terjangkau alias merakyat. Bahkan sebagian besar penghuni dari universitas ini berasal dari kalangan masyarakat menengah ke bawah. "Tidak usah risau bila tidak memiliki uang melimpah untuk melanjutkan kuliah. Di UIN Sunan Kalijaga terdapat bermacam-macam beasiswa hingga biaya kuliah yang lebih terjangkau dari kampus lainnya," kata Weni. "Bahkan UKT golongan satu di UIN Suka cuma sebesar Rp400. 000 per semester," terangnya.


Sebuah keunggulan yang mungkin jarang dimiliki oleh kampus lain, bahwa UIN Sunan Kalijaga memiliki iklim diskusi di kampus dan power of control terhadap birokrat atau pemangku kekuasaan yang sangat kental dan intensitasnya tinggi. Dalam mimbar-mmbar diskusi di luar kelas selalu ditanamkan bahwa mahasiswa merupakan agent of change dan agent of control social. Oleh karenanya, tidak mengherankan bila UIN Sunan Kalijaga menjadi kawah candradimuka pengakaderan aktivis-aktivis berskala nasional. Banyak sekali tokoh-tokoh nasional yang berasal dari UIN Sunan Kalijaga.


Forest Campus di Kampus 2

UIN Sunan Kalijaga juga sedang membangun Kampus 2 sebagai kampus terpadu di Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Kampus terpadu ini akan mengusung konsep Forest Campus bukan sekadar Green Campus.


Berdasarkan update pembangunan kampus terpadu, pada Sabtu, 19 Februari 2022, pihak kampus sudah melakukan pembayaran tanah untuk pembangunan kampus seluas 77,4 hektar. 


"Dengan konsep ini, artinya pembangunan tidak akan merusak ekosistem awal yang telah hidup dan tumbuh subur di Desa Guwosari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul. Kampus UIN terpadu akan terlihat berada di tengah hutan Kota Bantul," kata Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof Dr Phil Al Makin.


Selain itu, untuk menunjukkan bahwa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai kampus yang ramah agama, etnis dan budaya pada Senin, 13 Februari 2023, UIN Sunan Kalijaga menyelenggarakan penganugerahan Doctor Honoris Causa (HC) untuk tiga tokoh dunia yakni dari PBNU, PP Muhammadiyah dan Vatikan. Ketiga tokoh tersebut dinilai telah berkontribusi terhadap kerukunan umat dalam skala internasional atau global.

 

Sebagai rumah pendidikan simbol keberagaman, UIN Suka juga membuka Jalur Penerimaan Mahasiswa Mandiri Portofolio Keberagaman dan 3T mulai 2022 lalu. "Jadi UIN Suka menerima mahasiswa non-Muslim, tidak memandang ras, suku, agama dan golongan serta dari calon mahasiswa yang berasal dari daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T). Ini merupakan terobosan UIN Sunan Kalijaga untuk menjaga keberagaman dan kebhinekaan bangsa," ujar Weni.


Keunggulan UIN Sunan Kalijaga dari Sisi Kultur
Suasana kampus UIN Suka cukup asri dan sejuk dengan pepohonan dan tumbuh-tumbuhan, meskipun gedung-gedungnya cukup padat. Ruang-ruang kelas, fasilitas-fasilitas dan parkir kampus sangat memadai. Seringkali ditemukan mahasiswa-mahasiswa UIN Suka sedang belajar atau diskusi di selasar bangunan fakultas atau di taman-taman. 

 

Hal yang juga menambah daya tarik bahwa kampus UIN Suka terletak di Yogyakarta yang terkenal sebagai Kota Pelajar dan Kota Budaya. Disebut Kota Pelajar karena banyak sekali kampus-kampus yang menghiasi pendar-pendar kota Yogyakarta. Otomatis iklim intelektualtas di Yogyakarta sangat kental dan tinggi. Di sudut-sudut Kota Yogyakarta, banyak digelar kegiatan ilmiah seperti diskusi, seminar, pelatihan, workshop, dan lain sebagainya. Yogyakarta juga menjadi surganya beragam komunitas, dari komunitas belajar, menulis, olahraga, lintas agama, keberagaman, budaya, memasak, komputer, sepeda motor, hingga kucing dan masih banyak lagi. Banyak sekali komunitas yang dapat kita ikuti untuk mengembangkan potensi atau hanya sekedar menambah jaringan pertemanan. 

 

Sebagai kota budaya, dari segi arsitektur banyak bangunan-bangunan di Yogyakarta yang berciri khas Jawa, seperti lampu-lampu jalanan. Selain itu, banyak event kebudayaan yang diselenggarakan di Yogyakarta, mulai dari wayang, pentas drama, seni rupa, seni lukis, seni tari, seni musik, menulis dan masih banyak kegiatan budaya lainnya. 


Bagi Anda yang berasal dari luar Kota Yogyakarta dan ingin belajar atau kuliah sambil menetap (mukim), bisa tinggal di kos-kosan, hotel, apartemen, atau pondok pesantren yang juga banyak tersebar di Yogyakarta. Memang, meskipun tekenal sebagai kota metropolitan, di Yogyakarta banyak tersebar pondok pesantren, khususnya di wilayah Krapyak, Pandanaran, dan Mlangi. 


Selanjutnya, destinasi wisata Yogyakarta juga sangat istimewa, mulai dari museum, pasar tradisional, keraton, pantai, wisata alam, pegunungan, mall, wisata becak, andong dan masih banyak lainnya. Bahkan sudah banyak turis luar negeri yang berkunjung ke Yogyakarta. Hal yang paling unik bahwa Pemerintahan Keraton Yogyakarta masih dalam bentuk kerajaan, sementara Hamengkubuwono X sebagai sebagai Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat saat ini. Itulah daya tarik UIN Sunan Kalijaga secara geografis dan kultur.


"UIN Suka berada di Kota Yogyakarta, yang terkenal sebagai Kota Pelajar dan Kota Budaya serta Kota Pariwisata. Paket lengkap pokoknya kalau kuliah di UIN Yogya," kata Weni.


Prestasi Mahasiswa
Tidak kalah pentingnya adalah beragam prestasi yang juga telah ditorehkan para mahasiswa. Mulai dari mahasiswa Fakultas Adab dan Ilmu Budaya yang berkali-kali berhasil menyabet gelar juara dalam kejuaran debat Bahasa Arab di tingkat nasional dan Internasional. Ada juga dari mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang berhasil menjadi yang terbaik dalam program pemimpin muda internasional di Turki.


Selanjutnya, masih dari mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang berhasil dalam lomba kaligrafi Internasional. Kemudian dari mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang berhasil menjuarai lomba esai pada Event Internasional Short Course.

 

"Tidak usah ragu kuliah di UIN Suka, kualitas unggul, biaya kuliah merakyat dan lingkungannya kondusif. Mari berproses di sini, jadi salah satu bagian dari kami, dan mewarnai negeri dan dunia," pungkas Weni.​​​​​​​


Nah, buat Anda yang ingin tahu lebih banyak UIN Suka ini, dapat datang langsung ke Jalan Laksda Adisucipto, Yogyakarta, Kode Pos 55281 atau menghubungi melalui nomor telepon +62-274-512474, +62-274-589621, Fak: +62-274-586117, Email: humas@uin-suka.ac.id serta situs web uin-suka.ac.id.