Tolak Penggusuran Musholla, GP Ansor Datangi DPRD
NU Online · Selasa, 16 Oktober 2012 | 11:10 WIB
Semarang, NU Online
Melanjutkan aksi menolak rencana penggusuran Musholla Nurul Ikhlas di Kampung Petempen Kelurahan Kembangsari Kecamatan Semarang Tengah, Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Semarang Senin (15/10) kemarin mendatangi gedung DPRD Kota Semarang. <>
Sebanyak 20 aktivis GP Ansor dan Banser, datang menyampaikan aspirasinya kepada wakil rakyat. Kedatangan mereka di halaman Gedung DPRD disambut anggota Fraksi Suryanto. Ketua DPC PKB Kota Semarang ini lantas mengantarkan rombongan GP Ansor ke Komisi D yang membidangi masalah keagamaan.
Di ruang sidang Komisi D, pengurus GP Ansor menyerahkan surat pernyataan berisi penolakan penggusuran Musholla Nurul Ikhlas. Mereka diterima tiga orang anggota Komisi D, Muhammad Afif, Hesti Wahyuningsih dan Arining Indarti Adhi.
Afif dan Hesti yang mengajak dialog pengurus GP Ansor, berjanji akan segera mengadakan rapat dengar pendapat yang menghadirkan seluruh pihak terkait. Yaitu Pemkot Semarang, pemilik proyek Apartemen Mutiara Garden, warga sekitar musholla, pendiri musholla dan pihak lain yang terkait.
“Terima kasih atas kedatangan teman-teman GP Ansor dan Banser. Kami akan menyampaikan ke pimpinan Komisi D dan akan segera menggelar rapat dengar pendapat untuk merespon masalah ini. Semua pihak akan kami undang,” ujar Afif usai menerima surat pernyataan dari ketua PC GP Ansor Kota Semarang Syaichu Amrin.
Sementara itu, Hesti Wahyuningsih mengaku sangat respek dengan kepedulian GP Ansor terhadap musholla yang ada di kampungnya tersebut. Sebagai penduduk Kelurahan Kembangsari, Hesti juga ikut merasa kehilangan jika musholla tersebut digusur.
“Saya salut dan respek pada kawan-kawan GP Ansor. Sebagai warga Kembangsari, saya sangat senang atas kepedulian Anda semua sebagai sesama warga muslim di Semarang,” ujar perempuan berjilbab istri mendiang mantan anggota DPRD Kota 1999-2004 Mamik Ma'ruf ini.
Lebih lanjut anggota Fraksi PDI Perjuangan ini mengatakan, dirinya sejak belum menjadi anggota dewan telah lama prihatin dan ikut berusaha mencegah musholla itu digusur.
“Saya baru jadi anggota dewan 4 bulan lalu dalam proses PAW. Tapi sejak dulu saya sudah ikut memperjuangkan agar musholla itu tidak digusur. Namun untuk sikap resmi saya sebagai anggota dewan, nanti saya sampaikan dalam forum rapat Komisi D yang akan kita hadiri bersama,” tuturnya.
Hesti meminta Pemerintah Kota Semarang bertindak tepat soal ini. Jangan sampai hanya karena faktor uang, pengusaha swasta bisa membeli apa saja dan bisa melakukan apa saja untuk kepentingan bisnisnya. Dan itu bisa jadi melukai rasa keadilan rakyat.
Namun ia bertanya, mengapa GP Ansor baru bergerak sekarang. Sedangkan proyek apartemen itu sudah hampir jadi dan pihak pengembang telah menjual unit-unit apartemennya kepada masyarakat.
Atas pertanyaan itu Syaichu Amrin menjawab, sejak Maret lalu pendiri musholla Nurul Ikhlas, imam musholla dan jamaahnya meminta bantuan GP Ansor untuk menyuarakan penolakan. Saat itu jamaah Masjid Agung Semarang dan para tokoh kiai di Kauman juga mendukung penolakan. Termasuk dukungan dari Ketua Komisi Fatwa MUI Kota Semarang KH Azim Wasiq yang juga imam masjid Kauman.
Untuk menyatukan berbagai elemen yang menolak, dibentuk Panitia Penolakan yang melakukan dialog dengan unsur pemerintah maupun pihak pemilik proyek apartemen. Akan tetapi, ungkap Syaichu, panitia yang dipimpin Zainal Abidin Petir itu belakangan melempem, tidak lagi menyuarakan penolakan.
Bahkan spanduk penolakan yang pernah dipasang di musholla telah hilang. Lalu tak ada lagi kegiatan istigostah atau pengajian penolakan sebagaimana dulu-dulu. Bahkan GP Ansor tak pernah lagi diajak bicara atau diberitahu tentang langkah yang ditempuh Panitia Penolakan.
“Kami datang ini karena Panitia Penolakan yang pernah kami bentuk tidak terdengar lagi suaranya. Kami bahkan sudah lama tidak diberitahu apa langkah yang ditempuh dan bagaimana hasilnya. Kuatir musholla ini dirobohkan, kami bergerak menyuarakan aspirasi ini. Tolak penggusuran!,” ucapnya tegas.
Seperti diberitakan sebelumnya, GP Ansor pada Sabtu malam (13/10) menggelar istighotsah untuk menolak penggusuran Musholla Nurul Ikhlas di Petempen. Anggota Ansor dan seratusan Banser lantas memasang spanduk penolakan beserta bendera organisasi mereka plus bendera Merah Putih.
Didukung pendiri musholla Nurul Ikhlas Kheroni dan jamaahnya, serta kiai dan santri Ponpes Roudlotun Nikmah Pedurungan, GP Ansor menyatakan siap menolak keras upaya penggusuran tempat ibadah satu-satunya di Jalan Gajah Mada Semarang yang telah sejak 2001 menjadi tumpuan kaum muslimin di Semarang tersebut.
Mereka mendeklarasikan pernyataan siap membela sampai titik darah penghabisan jika musholla itu sampai dirobohkan. Sebab hal itu melecehkan atau menghina agama.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor: Muhammad Ichwan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Larangan Pamer dan Bangga dengan Dosa-dosa
2
Khutbah Jumat: Membumikan Akhlak Nabi di Tengah Krisis Keteladanan
3
Khutbah Jumat: Sesuatu yang Berlebihan itu Tidak Baik, Termasuk Polusi Suara
4
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
5
Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19 Persen, Ini Syarat yang Harus Indonesia Penuhi
6
Sejumlah SD Negeri Sepi Pendaftar, Ini Respons Mendikdasmen
Terkini
Lihat Semua