Nasional

Testimoni Wapres Kiai Ma’ruf tentang Sosok Prof Huzaemah

Jum, 30 Juli 2021 | 04:00 WIB

Testimoni Wapres Kiai Ma’ruf tentang Sosok Prof Huzaemah

Wapres RI KH Ma’ruf Amin saat menyampaikan testimoni tentang sosok Prof Hj Huzaemah T Yanggo. (Foto: Tangkapan layar YouTube IIQ Jakarta)

Jakarta, NU Online
Wakil Presiden (Wapres) RI KH Ma’ruf Amin memiliki testimoni tersendiri tentang sosok Prof Hj Huzaemah T Yanggo. Menurut Wapres, tokoh perempuan asal Sulawesi Selatan tersebut memiliki banyak jasa di Majelis Ulama Indonesia.


“Prof Huzaemah adalah seorang alimah, shalihah, abidah, nafi’ah, yang telah banyak memberi sumbangan ilmunya melalui MUI,” kata Wapres Kiai Ma’ruf, Kamis (29/7) malam.


“Tentu, kami merasa kehilangan atas kepergiannya,” tuturnya dalam acara ‘Takziyah dan Doa Bersama’ malam ke-7 berpulangnya Prof Huzaemah yang diselenggarakan IIQ Jakarta.


Dalam acara yang disiarkan langsung melalui Zoom dan channel YouTube Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Wapres turut mengingatkan untuk selalu berikhtiar menghindari penyebaran Covid-19.


“Covid tidak memandang siapapun, sehingga kewajiban kita adalah ikhtiar, meskipun yang menentukan semuanya adalah Allah,” ujar Wapres.


Kiai Ma’ruf juga menambahkan, secara lahir bisa melakukan usaha atau berikhtiar, sedangkan batin bisa dengan cara pasrah.


Pada kesempatan yang sama, Habib Ali bin Muhammad Al Jufri turut hadir dengan memberikan kesan khusus terhadap sosok Prof Hj Huzaemah. 


Cinta ilmu pengetahuan
“Beliau adalah sosok gigih. Jika menginginkan sesuatu, maka harus didapatkannya. Ke mana pun pergi tetap membawa buku, karena beliau begitu mencintai ilmu pengetahuan,” kata Habib Ali.


Ia menambahkan, sesuatu yang ada dalam hati Prof Hj Huzaemah sesuai dengan apa yang ada di mulutnya. “Tidak ada rasa dendam, selalu berusaha berkata jujur. Karena memang itu perlu, apapun akibatnya kita harus menyampaikan suatu kebenaran, meskipun dengan cara berbeda-beda,” tuturnya.


Ia juga mengakui, Prof Hj Huzaemah sebagai sosok yang akrab dengan semua orang dan menjalankan dakwah di berbagai tempat, bahkan hingga ke pelosok-pelosok tempat yang dikunjungi.


“Islam datang dalam keadaan asing, jadi kita sebagai para ilmuan sudah seharusnya terjun ke masyarakat untuk menyampaikan dakwah dimanapun tempatnya. Untuk mengajak manusia kembali kepada Allah dengan menggunakan kemampuan masing-masing,” terangnya.


Menurut dia, jika menginginkan umat kembali kepada agama Allah, maka dapat dilakukan dengan cara menyampaikan agama ke daerah-daerah, tidak hanya dengan teori atau seminar.


“Agar tidak disusupi paham-paham yang kita risau dengan kedatangannya,” pungkas Habib Ali Al Jufri.


Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori