Nasional

Prihatin para Kiai NU Wafat, P3M dan Unusia Helat Tahlilan Virtual

Sel, 14 Juli 2020 | 09:30 WIB

Prihatin para Kiai NU Wafat, P3M dan Unusia Helat Tahlilan Virtual

Suasana Tahlilan untuk Masyayikh NU oleh P3M dan Unusia, Senin (13/7) malam. (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online
Salah satu tradisi yang dilakukan oleh warga Nahdliyin saat ada keluarganya yang wafat adalah dengan melakukan tahlilan. Namun, di saat pandemi seperti ini, tahlilan secara tatap muka di satu majelis bisa digantikan dengan tahlilan secara virtual melalui berbagai aplikasi yang ada.


Seperti dilakukan Fakultas Islam Nusantara (FIN) Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) bersama P3M Community yang menyelenggarakan acara ‘Tahlilan untuk Masyayikh Nahdlatul Ulama’, Senin (13/7) malam secara virtual melalui aplikasi Zoom.


Menurut Dekan Fakultas Islam Nusantara Ahmad Suaedy, kegiatan ini diadakan atas keprihatinan atas wafatnya kiai, bu nyai, maupun masyarakat umum beberapa waktu terakhir ini.


“Dasar keprihatinan tentang kehilangan guru kita, para kiai, para bu nyai. Termasuk juga masyarakat umum. Tapi terutama adalah para guru kita itu,” jelasnya saat memberikan sambutan.


“Sehingga kita ingin bersama-sama berdoa. Pertama, untuk beliau para kiai yang telah meninggalkan kita. Kedua, semoga kita diberikan kesehatan dan kita yang masih hidup dan berjuang semoga diberikan kekuatan,” tambahnya.

 

Ia juga mengingatkan serta mengajak para peserta kegiatan tersebut untuk terus menjaga protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Terlebih lagi saat ini jumlah penderita yang semakin meninggi.



“Memang kita tidak perlu takut dan kita bisa berkegiatan seperti biasa, mencari nafkah, mencari ilmu. Tapi kita harus ingat bahwa kita sedang menghadapi wabah yang luar biasa berbahaya, sehingga kita harus benar-benar mengikuti protokol kesehatan Covid-19,” tandasnya.


“Mari kita sama-sama berdoa dan berusaha. Tidak hanya berdoa saja tapi juga berusaha. Kita juga perlu mengingatkan kepada saudara kita, keluarga kita, tetangga kita, teman-teman kita akan bahaya ini. Tapi tidak perlu menghindar dan takut. Asalkan kita mengikuti protokol yang telah disampaikan oleh pemerintah,” imbuhnya.


Ulil Abshar Abdalla yang didapuk untuk memberikan sambutan juga menguatkan apa yang telah disampaikan oleh Dekan FIN Unusia. Ia mengajak para hadirin untuk menyebarkan kesadaran kepada para sanak famili dan orang terdekat akan pentingnya menjaga dan mengikuti protokol kesehatan yang ada.


“Karena itu teman-teman yang mengikuti tahlilan pada malam hari mari kita menyebarkan kesadaran ini kepada semua anggota keluarga kita, kepada sahabat-sahabat kita, serta saudara-saudara kita mengenai betapa pentingnya kita mengikuti protokol pencegahan covid-19,” ajak Gus Ulil, sapaan akrabnya.


“Terutama yang paling mendasar adalah penggunaan masker dan juga membiasakan diri untuk mengikuti pola hidup baru dengan sering hidup bersih dengan sering mencuci tangan kita, mempraktikkan penjarakan secara sosial sehingga kita tidak menjadi medium penyebar virus ini kepada orang lain,” lanjutnya.


Sebelum acara tahlilan yang dipimpin KH Abdul Moqsith Ghozali ini dimulai, Menag periode 2014-2019 Lukman Hakim Saifuddin yang turut serta dalam acara ini memberikan pandangannya, bahwa berpulangnya para kiai dan bu nyai adalah cara Allah untuk memotivasi yang masih hidup agar bisa lebih bersungguh-sungguh lagi.


“Jadi kepulangan beberapa kiai kita, beberapa nyai kita, itu adalah cara Allah SWT untuk lebih memotivasi kita sekaligus juga menginspirasi kita agar kita lebih kreatif, lebih bersungguh-sungguh untuk melanjutkan apa yang selama ini telah diperjuangkan oleh beliau semua,” tutupnya.


Kontributor: Ahmad Hanan
Editor: Musthofa Asrori