Teror Bersifat Merusak, Jihad Bersifat Memperbaiki
NU Online · Senin, 18 Januari 2016 | 01:00 WIB
Perjuangan Nabi Muhammad dalam mendakwahkan Islam bukan untuk mendirikan negara Islam (darul-islam) namun Rasulullah memiliki konsep mulia yaitu mendirikan negara yang menjunjung tinggi keselamatan dan kemaslahatan bagi seluruh warganya (darussalam). Hal ini disampaikan Ustadz Ahmad Rifai saat menjadi pemateri pada program Ngaji Ahad Pagi (Jihad Pagi).
"Islam menyebar keseluruh dunia untuk menjadi rahmatan lil alamin bagi seluruh manusia tanpa membedakan ras, budaya, dan tempat tinggal. Oleh sebab itu ketika Nabi Muhammad datang ke Madinah, beliau tidak membentuk darul-islam atau Negara Islam namun mendirikan darussalam atau Negara Kedamaian," terangnya, Ahad(17/01/16) di Pringsewu, Lampung.
Rifai menambahkan bahwa Islam bukanlah agama pemberontak, agama teroris, atau agama pembuat masalah. "Islam datang dengan kedamaian. Kalaupun ada orang Islam yang melakukan teror dan sebagainya, hal tersebut hanyalah kebetulan saja karena oknum tersebut tidak bisa mengartikan makna Jihad," tegas Ketua LP Maarif Kabupaten Pringsewu ini.
Menurutnya, teror bersifat merusak sedangkan jihad bersifat memperbaiki. Oleh karena itu jika ada yang mengatasnamakan jihad namun merusak dan merugikan orang lain maka itu dikategorikan sebagai teror. "Kewajiban kita untuk memperbaiki dan membangun negara bukan malah merusaknya," tegasnya.
Rifai mengingatkan bahwa kemerdekaan tanah air Indonesia tidak diperoleh dengan gratis. "Indonesia merdeka dengan menumpahkan darah para pejuang. Indonesia merdeka dengan perjuangan. Adalah kewajiban bagi kita untuk berjihad mempertahankan negara kita sebagaimana resolusi jihad yang dikumandangkan oleh para ulama pejuang pendahulu kita," ingatnya.
Rifai juga menjelaskan bahwa Islam terlahir bukan hanya mengurusi masalah shalat, zakat dan permasalahan seputar ibadah saja. Namun Islam juga membahas dan membawa misi penting lainnya yaitu muamalah yang berkaitan dengan kemaslahatan hidup bersama orang lain di dunia.
Oleh karena itu dalam rangka mewujudkan kemaslahatan tersebut setiap muslim haruslah memiliki 3 prinsip dalam beragama. Prinsip-prinsip tersebut adalah ruhuddin (semangat beragama), ruhuddinul adabi wal hadoroh (semangat membangun agama yang beradab dan budaya), serta ruhul wathaniyyah (spirit kecintaan kepada tanah air). (Muhammad Faizin/Mahbib)
Terpopuler
1
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
2
Istikmal, LF PBNU: 1 Rabiul Awal 1447 Jatuh pada Senin, Maulid Nabi 5 September
3
Rais Aam PBNU dan Sejumlah Kiai Terima Penghargaan dari Presiden Prabowo
4
NU Banten Membangkitkan Akar Rumput
5
IPNU-IPPNU dan PCINU Arab Saudi Dorong Tumbuhnya Tradisi Intelektual di Kalangan Pelajar
6
Dirut NU Online Dorong PCNU Kota Bekasi Perkuat Media dengan Ilmu Pengetahuan
Terkini
Lihat Semua