Nasional

Terkait Buku Tambak Beras, Kiai Maman: Sejarah Harus Ditulis Dzuriyah

NU Online  ·  Selasa, 19 Desember 2017 | 16:00 WIB

Tangerang Selatan, NU Online
Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) KH Maman Imanul Haq mengatakan, selama ini sejarah ditulis para pemenang sehingga banyak fakta-fakta sejarah yang tidak bisa dinikmati generasi selanjutnya. 

Ia memberikan apresiasi atas terbitnya buku Tambak Beras: Menelisik Sejarah, Memetik Uswah. Menurut dia, sudah seharusnya sejarah tentang Pesantren Tambak Beras ditulis dzuriyah atau keturunan langsung –baik keturunan biologis atau pun ideologis- pesantren tersebut.

“Sejarah harus ditulis dzuriyah,” kata Kiai Maman pada acara Bedah Buku Tambak Beras: Menelisik Sejarah, Memetik Uswah di UIN Jakarta, Selasa (19/12).

Kiai Maman menambahkan, pesantren memberikan keberkahan. Dengan menuliskannya, maka keberkahan Pesantren Tambak Beras tidak hanya dirasakan alumninya saja, tetapi juga orang lain. 

“Tambak Beras bukan hanya barokah bagi alumninya, tetapi juga orang lain,” ujarnya.

Ia menyebutkan, buku ibarat kotak emas pemikiran manusia. Siapa saja yang ingin kiprah, peran, dan pemikirannya terjaga maka harus dituliskan ke dalam buku. Termasuk ketika seorang santri yang berupaya mengabadikan kiainya, maka ia harus menuliskannya.

“Dimanapun kita berada, kita harus memulai menulis kiai kita,” ungkapnya.

Buku Tambak Beras: Menelisik Sejarah, Memetik membahas banyak hal tentang Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras. Mulai dari asal usul pesantren ini didirikan hingga kisah-kisah kiainya. (Muchlishon Rochmat)