Nasional

Tentang KH As’ad Syamsul Arifin yang Takut Pegang Tasbih Mbah Hasyim

NU Online  ·  Sabtu, 6 Oktober 2018 | 15:30 WIB

Tangerang Selatan, NU Online
Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PBNU yang juga santri KH As’ad Syamsul Arifin KH Abdul Moqsith Ghazali menceritakan, suatu ketika Kiai Kholil Bangkalan menyuruh Kiai As’ad untuk menghantarkan sebuah tasbih kepada KH Hasyim Asy’ari di Jombang. 

“(Kiai As’ad) Masih kecil sekali dipanggil (Kiai Kholil). Ini bawa sama Hasyim Asy’ari. Kamu tahu rumahnya Hasyim Asy’ari?” kata Kiai Moqsith menirukan Kiai Kholil Bangkalan pada sebuah diskusi di Sekretariat Islam Nusantara Center (INC), Tangerang Selatan, Sabtu (6/10).

Kiai Moqsith menambahkan, pada saat diminta untuk mengambil tasbih tersebut dari tangan Kiai Kholil Bangkalan, Kiai As’ad tidak mau. Kiai As’ad berdalih, adalah sesuatu yang tidak sopan mengambil dan memegang langsung tasbih dari kiainya.

Kiai As’ad, lanjut Kiai Moqsith, meminta Kiai Kholil Bangkalan untuk mengalungkan tasbih tersebut ke lehernya. Pada saat dikalungkan, dibacalah dua kata dari asmaul husna sebanyak tujuh kali; Ya Jabbar, Ya Qahhar. 

Ketika sampai di kediaman KH Hasyim Asy’ari, Kiai As’ad mengatakan bahwa ada titipan dari Kiai Kholil untuk pengasuh Pesantren Tebuireng itu.

“Ini tasbih kiai di leher saya,” kata Kiai Moqsith menirukan jawaban Kiai As’ad saat ditanya Kiai Hasyim apa dan dimana titipan itu. 

“Kok ditaruh di situ (di leher)?” tanya Kiai Hasyim ditirukan Kiai Moqsith.

“Saya khawatir tidak sopan dengan guru saya. Memegang tasbih yang pernah dipegang oleh guru saya, padahal ini titipan. Biar yang mengambil Kiai Hasyim Asy’ari sendiri.”

Pada saat menerima tasbih tersebut, KH Hasyim Asy’ari berujar bahwa siapapun yang melawan ulama pasti akan hancur. Selain tasbih, sebelumnya Kiai Kholil Bangkalan juga memberikan sebuah tongkat kepada Kiai Hasyim. Dua barang tersebut menjadi simbol bahwa Kiai Kholil merestui Kiai Hasyim untuk mendirikan Nahdlatul Ulama (NU). (Muchlishon)