Nasional HAJI 2024

Temu Nahdliyin Sedunia, PBNU Ingatkan Jasa Pendiri NU atas Corak Keislaman dan Kebangsaan Indonesia

Sab, 22 Juni 2024 | 23:00 WIB

Temu Nahdliyin Sedunia, PBNU Ingatkan Jasa Pendiri NU atas Corak Keislaman dan Kebangsaan Indonesia

Warga NU pada pertemuan di Makkah Jumat, (21/6/2024) sore Waktu Arab Saudi (Foto: MCH 2024)

Makkah, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Masyhuri Malik mengajak warga NU yang berkumpul di Makkah untuk mengingat kembali perjuangan pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Pengaruh NU dan generasi awalnya memberikan warna atas cara pandang dan sikap keberagamaan serta  bentuk negara Indonesia hari ini.

 

Menurut Kiai Masyhuri, tanpa NU orang Indonesia hari ini sulit dibayangkan akan menjadi apa warna keislamannya dan bentuk negaranya.


NU hadir berkontribusi secara sosial, politik, dan keagamaan sebelum negara Indonesia berdiri. NU sebelum Indonesia merdeka juga memikirkan bentuk negara yang akan dibentuk dan sekaligus memperjuangkan kemerdekaannya.

 

"Tanpa NU kita tidak tahu jadi islam seperti apa, dan tidak tahu jadi negara model bagaimana," kata Kiai Masyhuri di hadapan ratusan warga NU pada forum silaturahmi dan temu NU sedunia di Altayseer Towers Hotel, Jarwal, Makkah, Jumat, (21/6/2024) sore Waktu Arab Saudi.

 

Ia mengingatkan bahwa NU memasuki abad kedua. Artinya NU sudah melewati abad pertamanya.

 

Di awal abad pertamanya, NU telah membimbing keagamaan masyarakat yang moderat di bawah paham Ahlussunnah wal Jamaah, mendesain bentuk negara yang akomodatif pada keragamaan masyarakat Nusantara, dan sekaligus bergerak aktif memobilisasi masyarakat pada pintu gerbang kemerdekaan Indonesia.


"Masuk abad kedua mesti melalui abad sebelumnya. Kita ingat Mbah Hasyim, Mbah Wahab dan ulama lainnya berjuang dari belum ada apa-apa. Negara belum ada, pemerintah belum ada dan seterusnya," kata Kiai Masyhuri.

 

Ia mengajak masyarakat dan terutama warga NU untuk merawat warisan keislaman dan paham kebangsaan ulama pendiri NU.

 

Sekarang Indonesia sebagai negara yang dicita-citakan sudah terbentuk. Masyarakat yang majemuk dan agamis dengan pandangan moderat di bawah naungan paham Ahlussunnah wal Jamaah juga terbentuk.

 

"Semua berkat siapa? Berkat pendiri bangsa. Pendiri NU. Kita harus mengisi warisan para ulama. Warisan keislaman dan kebangsaan," kata Kiai Masyhuri.

 

Kepada pengurus NU dan banomnya generasi hari ini, ia mengingatkan mereka untuk sadar posisi.

 

"Kita ini siapa? Dibanding mereka, kita bukan siapa-siapa. Kita hanya ketua PBNU, Ketua Ansor, Ketua Fatayat, Ketua PMII, pengurus IPNU-IPPNU. Kita harus sadar, tahu diri, dan berterima kasih kepada para pendiri NU. Kita ini sudah generasi penikmat.Ga ada NU ya ga ada PMII dan Ansor. Termasuk gak ada petugas-petugas haji ini," kata Kiai Masyhuri.

 

Acara silaturahmi yang diselenggarakan tiap tahun di musim haji ini difasilitasi oleh PCINU Arab Saudi, lembaga dan banom-banom NU di Arab Saudi.

 

Tampak hadir dalam forum ini Katib Aam PBNU KH Ahmad Said Asrori, Ketua Umum GP Ansor Addin Jauharuddin, Ketua Umum PMII M Abdullah Syukri, pengurus PWNU, PCINU, dan ratusan warga NU yang menghadiri forum tersebut.