Nasional

Tebuireng Pelopori Transaksi Non-Tunai di Lingkungan Pesantren

Jum, 16 Desember 2016 | 06:00 WIB

Jombang, NU Online
Bank Indonesia (BI) Perwakilan Jawa Timur menggandeng Pesantren Tebuireng Jombang untuk mengampanyekan penggunaan uang elektronik (e-money) dalam transaksi keuangan di lingkungan pesantren. Kampanye tersebut ditandai dengan pencanangan Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT), Kamis (15/12).

Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Salahuddin Wahid (Gus Solah) menyambut baik program GNNT yang diterapkan oleh BI. Menurut dia, program tersebut bisa mencegah berbagai kemungkinan negatif dari penggunaan uang tunai oleh para santri.

"(Program) ini baik ya, terutama bagi santri. Bisa mencegah peredaran uang palsu, mencegah pencurian uang, pemborosan bagi santri," ujar Gus Solah.

Melalui transaksi nontunai, orang tua atau wali santri dapat lebih mudah mengirim uang kepada anaknya. Juga, lebih praktis bagi proses pembayaran uang bulanan pondok, uang makan, SPP, dan pembayaran kewajiban santri lainnya.

"Sebelum ini, risiko kehilangan uang sering dialami santri. Atau, uang bulanannya digunakan untuk kegiatan lain. Dengan transaksi nontunai ini, akan lebih tepat sasaran dan aman," kata Gus Solah.

Sementara itu, Kepala Divisi Pembayaran, Komunikasi dan Layanan Publik BI Perwakilan Jawa Timur Hestu Wibowo menyatakan, pesantren memiliki potensi cukup besar dalam hal transaksi pembayaran. 

"Kita ingin menjadikan pesantren sebagai salah satu komunitas nontunai. Setelah di sini, kami juga akan mengajak pesantren lain," katanya.

Hestu menjelaskan, melalui GNNT pihaknya ingin memberikan kemudahan bertransaksi bagi seluruh elemen pesantren, termasuk santri.

"Melalui transaksi nontunai, keamanan lebih terjamin karena lebih rendah risikonya dibanding transaksi tunai. Juga memudahkan santri yang jauh dari rumahnya dalam menerima kiriman uang dari orang tua," ungkapnya. (Ibnu Nawawi/Fathoni)