Takmir Masjid di Ambon Bergerak Memakmurkan Indonesia
NU Online · Jumat, 12 September 2014 | 06:30 WIB
Ambon, NU Online
Lembaga Takmir Masjid Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LTM-PBNU) menghadiri kegiatan "Silaturahim Muharrik Masjid NU" yang diselenggarakan oleh PCNU Kota Ambon pada Kamis (11/9).<>
KH Abdul Manan A Ghani, Ketua LTM-PBNU mengingatan para imam, tamir dan para penggerak atau muharrik masjid lainnya bahwa masjid adalah tempat yang paling strategis untuk memakmurkan Indonesia.
Pertama, karena masjid tersebar di seluruh pelosok Nusantara, dari Sabang sampai Merauke. Kedua, jumlah masjid di Indonesia itu paling banyak di seluruh dunia. Ketiga, dari delapan ratus ribu lebih jumlah masjid, sekitar sembilan puluh persennya dibangun oleh masyarakat secara mandiri.
Dalam acara yang bertempat di Kantor Kementerian Agama Kota Ambon Jl Permi SK 31 No 10-11 Waihaong Ambon itu Kiai Manan menegaskan, para imam dan takmir masjid adalah sejatinya pemakmur masyarakat yang berarti pemakmur Indonesia. Kalau tidak ada imam, akhlak masyarakat berantakan. Kalau tidak ada takmir, masjid tidak bisa melayani jamaah dengan baik.
"Peran kebangsaan para imam dan takmir masjid itu melebihi para pegawai negeri itu, karena mereka bersentuhan langsung dengan masyarakat berikut segala permasalahan yang melingkupinya," jelas Kiai Manan. "Anda semua para imam dan takmir masjidlah yang menjaga masyarakat," imbuhnya.
Di acara Silaturahim yang diikuti oleh seratusan imam dan takmir masjid se-Kota Ambon termasuk para Pemuda Muharrik Masjid ini Kiai Manan menajamkan visi gerakan masjid-masjid beraliran ahlussunnah wal jamaah an-nahdliyyah melalui 7 Aksi Pemberdayaan Masjid.
"Ketujuh aksi ini diserap dari keinginan jamaah masjid yang selalu disenandungkan dalam doa pasca shalat. Yaitu, selamat di dalam memegang agama Islam (salamatan fid din), sehat jasmani ('afiyatan fil jasad), ilmu yang bertambah dan bermanfaat (ziyadatan fil 'ilm), rizki yang penuh berkah (barokatan fir rizq), taubat sebelum meninggal (taubatan qoblal maut), kenikmatan di kala ajal (rohmatan 'indal maut), dan pengampunan di akhirat (maghfirotan ba'dal maut)," terang Kiai Manan.
Acara yang berlangsung penuh khidmat ini juga diisi oleh KH Mansur Syaerozi, Wakil Ketua LTM-PBNU yang memerinci cara melakukan pembiayaan untuk ketujuh aksi di atas.
"Kita sudah membangun masjid secara mandiri yang jumlahnya hingga ratusan ribu, tanggung jawab selanjutnya adalah secara mandiri juga untuk memakmurkannya, dan kita bisa memulainya dari GISMAS," jelas Kiai Mansur.
Acara ini juga diisi narasumber dari PT TOA yang menjelaskan sistem dan manajemen tata suara. Dari Ambon, LTM-PBNU akan roadshow ke Sorong-Papua, Batam-Kepri, Malang-Jawa Timur, dan Semarang-Jawa Tengah. (Red: Anam)
Terpopuler
1
Kemenag Tetapkan Gelar Akademik Baru untuk Lulusan Ma’had Aly
2
LKKNU Jakarta Perkuat Kesehatan Mental Keluarga
3
Mahasiswa Gelar Aksi Indonesia Cemas, Menyoal Politisasi Sejarah hingga RUU Perampasan Aset
4
3 Alasan Bulan Kedua Hijriah Dinamakan Safar
5
Anggapan Safar sebagai Bulan Sial Berseberangan dengan Pandangan Ulama
6
Kopri PB PMII Luncurkan Beasiswa Pendidikan Khusus Profesi Advokat untuk 2.000 Kader Perempuan
Terkini
Lihat Semua