Cirebon, NU Online
Selain bisa membaca kitab dan hafal Al-Qur’an, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi juga berharap agar santri dapat menjadi atlet nasional.
Hal ini ia sampaikan saat memberikan orasi kebangsaan di hadapan ribuan santri Pondok Buntet Pesantren pada Halaqah Kebudayaan yang digelar di Gelanggang Olah Raga (GOR) Mbah Muqoyyim, Buntet Pesantren, Cirebon, Jawa Barat, Kamis (5/4).
Menpora tidak sekadar berharap saja, Ia membantu mewujudkan hal itu dengan membagikan bola kepada para santri yang beruntung sesaat sebelum mengakhiri orasi kebangsaannya.
Dua orang santri perempuan ditunjuk oleh Menpora naik ke atas panggung. Santri pertama diminta untuk membuat pertanyaan dan jawabannya sendiri. Meskipun ia tak menyukai bulu tangkis, tetapi ia membuat pertanyaan “Siapa legenda bulu tangkis?”
Sebelum ia menjawab pertanyaannya sendiri, Menpora menyelainya dengan meminta santri tersebut untuk menyebut lima nama legenda bulu tangkis Indonesia. Tetapi ia merasa keberatan dengan permintaan sang menteri.
Melihat hal itu, Menpora pun memberinya diskon menjadi tiga nama. Siswi tersebut menyebut Liem Swie King, Susi Susanti, dan Taufik Hidayat.
Staf menteri pun membawakan dua bola di tangannya, yakni bola voli dan bola basket. Santri pertama yang beruntung itu memilih bola basket.
Sementara itu, santri kedua yang mengaku pernah meraih juara voli tingkat kabupaten itu tentu saja memilih bola voli untuk ia bawa pulang. Ia berhasil mendapatkan bola itu setelah ia bercerita kesehariannya di pondok.
Setelah dua orang santri perempuan, kali ini Menpora menunjuk tiga santri laki-laki naik ke atas panggung. Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Kabupaten Cirebon, salah satu di antaranya, itu menyebut Menteri Sosial RI masih dijabat oleh Khofifah Indar Parawansa. Menpora pun memintanya untuk menyebut menteri penggantinya. Namun, ia tidak mengetahuinya. Ia pun akhirnya mengganti menteri sosial dengan menteri keuangan, yakni Sri Mulyani.
Sementara santri lainnya ada yang diminta untuk membaca tahlil, ditanyai tanggal lahir NU, dan sebagainya.
Selain itu, mahasiswi Akademi Perawatan Buntet Pesantren juga tak kalah beruntung dengan santri lainnya. Ia mendapatkan bola voli setelah menyebutkan perbedaan perawat lulusan Akper Buntet Pesantren dengan lainnya. Menurutnya, dalam tindakan, perawat lulusan Akper selalu membaca basmalah dan mengakhirinya dengan membaca hamdalah.
Selain mendapatkan bola, para santri juga mendapatkan bonus tandatangan pada bola yang mereka bawa pulang dari mustasyar PBNU KH Adib Rofiuddin, Menpora Imam Nahrawi, Budayawan Sujiwo Tejo, Dewan Pembina YLPI Buntet Pesantren KH Amiruddin Abkari, Rais PCNU Kabupaten Cirebon KH Wawan Arwani, dan Kepala MANU Putri KH Aris Ni’matullah.
Pada kegiatan dalam rangka Haul Almarhumin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren itu juga, Menpora menceritakan kesuksesannya menyelenggarakan Liga Santri. Rencananya, alumni Pondok Pesantren Syaikhona Kholil Bangkalan, Madura, itu juga bakal menggelar turnamen olahraga khusus perempuan.(Syakir NF/Muiz)