Tahun Ini Liga Sepak Bola Antarpesantren Diselenggarakan dengan Biaya Mandiri
NU Online · Kamis, 12 September 2019 | 00:00 WIB
“Liga Santri Nusantara tidak hanya soal bola, tidak hanya anggaran, tetapi bentuk komitmen kesantrian kita,” katanya pada pembukaan Bimbingan Teknis Liga Santri Nusantara 2019 di Hotel Lumire, Jakarta Pusata, Rabu, (11/9).
Menurut dia, liga yang memiliki tagline Dari Pesantren untuk Sepakbola Indonesia ini memasuki tahun kelima, usia yang harus menapaki kematangan dalam penyelenggaraan sebuah kompetisi, bentuknya pelaksanaan harus sudah ada, agar kegiatan tersebut bisa berlanjut.
Kiai yang akrab disapa Gus Rozin ini bersyukur, meski tanpa anggaran pemerintah, ternyata semangat pesantren di berbagai provinsi masih tetap besar. Terbukti, jika tahun sebelumnya terdapat 32 region, tahun ini masih bisa menyisakan 28 region.
“Kami tidak menyangka bahwa ada 28 region yang siap berkompetisi, mulanya paling hanya sekitar 10, 12, 16, 18 sebanyak-banyaknya,” katanya.
Lebih lanjut ia mengajak kepada seluruh koordinator region dan panitia penyelenggara LSN 2019 baik di tingkat daerah maupun pusat, agar bisa memastikan para peserta kompetisi adalah benar-benar santri.
“Mekanismenya kita atur bersama dan kita patuhi bersama dimulai dengan definisi siapa santri itu, itulah yang mereka yang ikut,” katanya. “Mungkin tidak seperti tahun-tahun kemarin, golnya tidak berkualitas nasional atau internasional. Tapi yang terpenting adalah menggali bakat-bakat dari pesantren. Kemenangan bukan satu-satunya tujuan. Yang lebih penting adalah proses penjaringan. Tentu lebih lama dan capek, tapi hasilnya akan terlihat dalam jangka panjang,” jelasnya.
Liga Santri Nusantara 2019 akan diselenggarakan pada pertengahan September dan berakhir bulan November. Seri Nasional hingga final akan dilaksanakan di Bogor, Jawa Barat.
Penyelenggaraan LSN 2019 tahun ini mundur dikarenakan beberapa pertimbangan, di antaranya pilpres dan pileg. Biasanya LSN sudah dimulai pada bulan juni dan final di bulan Oktober.
LSN merupakan sarana silaturrahmi dan komunikasi antarpesantren di tingkat daerah hingga tingkat nasional yang dimulai sejak 2015. Waktu itu penyelenggara tunggal adalah Kementerian Olah Raga RI. Tahun berikutnya, Kemenpora melibatkan Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) dengan dibantu anggaran pemerintah. Tahun 2019 dilaksanakan RMINU secara mandiri.
Pewarta: Abdullah Alawi
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua