Nasional

Syuriyah PWNU Sumut: Tidak Semua Bid’ah Sesat

NU Online  ·  Senin, 30 Juli 2012 | 00:01 WIB

Medan, NU Online
Adanya kalangan umat Islam yang mempersempit pemahaman tentang bid’ah, termasuk saat ini terkait dengan amalan-amalan di bulan Ramadhan, menjadi sorotan Wakil Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumatera Utara Ustadz H Akhyar Nasution, Lc, MA pada Pengajian Ramadhan PWNU Sumut, Sabtu (28/7), di aula kantor PWNU, Jalan Sei Batanghari No. 52 Medan.<>

Dalam pengajian tersebut, Akhyar Nasution menyampaikan, tidak semua bid’ah itu dhalalah (sesat), karena para ulama mengenal adanya bid’ah hasanah (baik). Sebagaimana diungkapkan Imam Syafi’i bahwa  bid’ah hasanah adalah “segala perkara yang bersifat baru, baik, dan sengaja diciptakan dengan tidak menyalahi al-Quran, sunnah, ijma’ dan atsar. Sementara bid’ah yang sesat pun bervariasi, ada yang makruh dan ada yang haram”.

Adapun hadits yang menyebutkan bahwa ‘setiap (kullu) bid’ah adalah sesat’ bersumber dari HR. Bukhari, dan ditambah dengan ungkapan ‘setiap kesesatan berada di neraka’ bersumber dari HR Baihaqi. Di samping itu ada lagi hadits dari Muslim dan Bukhari yang maksudnya bahwa ‘suatu amalan yang bukan berasal dari Nabi SAW maka ditolak’. Menurut H Akhyar Nasution, harus dipahami dengan seksama, bijaksana, dan tidak sepihak dengan cakrawala yang komprehensif, misalnya dengan mengaitkan hadis tersebut dengan al-Qur’an, hadis yang lain, dan kesepakatan (ijma’) sahabat, ijma’ ulama dan seterusnya.

“Sesuai dengan paradigma Islam Ahlus Sunnah wal Jamaah, setelah diteliti secara mendalam berbagai kitab sumber yang ada bahwa hadis tersebut tidak berarti menyebutkan kepada hal/perkara yang baru harus disebut kullu atau semuanya bid’ah, apalagi semua dhalalah (sesat) dan masuk neraka. Nauzubillah,” kata alumni sebuah universitas di Timur Tengah ini.

Hadir dalam pengajian itu, unsur pengurus PWNU Sumut, di antaranya Ketua Tanfidziyah PWNU H. Ashari Tambunan, Katib Syuriyah H. Musaddad Lubis, Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) KH. Asnan Ritonga, Sekretaris Tanfidziyah H. Misran Sihaloho, H. Makmur Saleh Pasaribu (mustasyar), H. Abbas Pulungan (mustasyar), Abrar M. Dawud Faza (wakil  Katib), H. Abdul Rahman Harahap (wakil ketua), H. Jaharuddin Batubara (wakil ketua), H. Takbir Siregar (wakil ketua), H. Khairuddin Hutasuhut (wkl. sekretaris), Agus Salim Pardede (wakil sekretaris), Tatang Arbella (wakil bendahara), unsur PCNU Medan dan Binjai, LBM, LBH, puluhan nahdliyin dan masyarakat sekitar.

Secara panjang lebar, detail dan jelas H. Akhyar Nasution memaparkan bahwa ada ayat Q.S. al-Kahfi 79 yang sesuai dengan kaidah ilmu balaghoh dan nahwu menerangkan bahwa makna “kullu” tidak hanya li al-jami’ (semuanya), tapi juga berarti li al-tabi’it (sebagiannya). 

Maka sesuai dengan pandangan jumhur ulama bahwa tidak semua bid’ah itu sesat, bahkan banyak sekali yang termasuk kategori bid’ah hasanah, seperti jumlah rakaat tarawih 20 dan dikerjakan berjamaah, tawassul, ucapan sayyidina, bacaan bilal tarawih, mandi ‘balimau’, ziarah kubur, istiqhosah, dzikir-wirid, yasinan, dan sebagainya.

“Jika ada yang menyebutkan bahwa itu sesat dan masuk neraka, beranikah mereka memvonis bahwa para sahabat dan ulama termasuk orang-orang yang sesat dan ahli neraka?”, tanya narasumber yang juga alumni Musthafawiyah Purbabaru ini.

Dalam kesempatan itu, Mustasyar PWNU Sumut Prof. Dr. H. Abbas Pulungan MA menyerukan kepada nahdliyyin untuk tetap khusyu’ dan konsisten menjalankan aktivitas amaliah Ramadhannya yang semata-mata hanya karena ibadah kepada Allah dan insya Allah melipatgandakannya di bulan suci Ramadhan ini.

Sedangkan Ketua PWNU Sumut H Ashari Tambunan mengatakan, PWNU menggelar secara rutin Pengajian Ramadhan 1433 H setiap Sabtu selama Ramadhan ini. Untuk pengajian Sabtu (4/8) mendatang, dijadwalkan akan tampil sebagai narasumber Rais Syuriyah PWNU Sumut Syekh H Mahmuddin Pasaribu yang juga Tuan Guru di Pesantren Musthafawiyah Purbabarud Mandailing Natal. “Selain itu, PWNU juga menurunkan tim Safari Ramadhan ke sejumlah kabupaten-kota di Sumut yang terbagi dalam tujuh zona,” tambahnya.  




Redaktur    : A. Khoirul Anam
Kontributor: Hamdani Nasution



Teks Foto: Wakil Rais Syuriyah PWNU Sumut Ustadz H Akhyar Nasution Lc, MA (tengah) didampingi Ketua LBM KH Asnan Ritonga (kanan) dan Wakil Katib Abrar M. Dawud Faza saat menjadi narasumber pada Pengajian Ramadhan 1433 H di aula PWNU, Jalan Sei Batanghari No 52 Medan, Sabtu (28/7).