Nasional

Syaikh ‘Audl Karim Al-Maliki: Mereka yang Membid’ahkan Tak Punya Sanad sampai Rasulullah

NU Online  ·  Kamis, 29 November 2018 | 06:30 WIB

Syaikh ‘Audl Karim Al-Maliki: Mereka yang Membid’ahkan Tak Punya Sanad sampai Rasulullah

Syaikh ‘Audl Karim Utsman Al-Aqly al-Maliki

Jombang, NU Online
Ketua bidang keilmuan Majama’ Sufi Al-Am Sudan Syaikh ‘Audl Karim Utsman Al-Aqly al-Maliki menegaskan bahwa ijazah sanad itu adalah bagian yang penting dalam agama Islam. 

Ia juga mengatakan bahwa adanya sistem ijazah sanad ini adalah suatu hal yang membedakan sistem keilmuan dalam Islam dan yang lain. Dalam Islam ditekankan bahwa dalam mengambil ilmu harus jelas dari Rasulullah yang diajarkan secara turun temurun ke generasi selanjutnya.

Hal demikian disampaikannya dalam acara dauroh ilmiyah yang diselenggarakan di Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Jawa Timur pada Selasa (27/11) kemarin.

“Sanad ini adalah suatu hal yang membedakan keilmuan agama dan masyarakat Islam dengan sistem keilmuan di Barat,” katanya di hadapan ribuan santri dan tamu undangan.

Dikatakan, jika ada orang atau siapapun dia, suka membid'ahkan amaliyah orang lain dan menganggap dirinya paling benar, berarti sanad kelimuannya tidak sambung ke Rasulullah. “Mereka yang suka membid’ah-bid’ahkan orang lain (meskipun mengaku kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah, red) tidak memiliki sanad yang sambung kepada Rasulullah,” tandasnya. 
 
Di samping itu, ia menekankan pula bahwa sanad keilmuan yang sambung hingga ke Rasulullah sampai zaman sekarang adalah keilmuan  yang melalui jalur Imam Abul Hasan Al-Asy’ari dan Imam Al-Maturidi.

“Sampai saat ini semua bidang keilmuan Islam baik itu aqidah, syariah maupun tasawuf, tiada yang sampai kepada kita dan sambung sanadnya sampai Rasulullah kecuali melalui Imam Al-Asy’ari dan Maturidi,” pungkasnya. (R Ahmad Nur Kholis/Muiz)