Nasional

Soal Kasus Papua, Pemuka Agama Minta Pemerintah Utamakan Pendekatan Dialog Kemanusiaan

Sel, 10 September 2019 | 02:15 WIB

Soal Kasus Papua, Pemuka Agama Minta Pemerintah Utamakan Pendekatan Dialog Kemanusiaan

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj memberikan keterangan saat pertemuan dengan para pemuka agama untuk menyikapi kasus di Papua, Senin (9/9) di Kantor PBNU Jakarta. (Foto: NU Online/Syakir NF)

Jakarta, NU Online
Gejolak di tanah Papua masih menyisakan bekas luka yang menganga bagi masyarakat yang berasal dari sana. Melihat fakta demikian, para pemuka agama dan aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) menyampaikan agar pemerintah proporsional dalam mengatasi setiap persoalan dengan mengutamakan pendekatan dialog kemanusiaan.

“Kita mohon kepada pemerintah tadi agar proporsional dalam menangani masalah. Utamakan dialog, utamakan persuasif kemanusiaan. Jangan terus langsung dengan pendekatan keamanan kekerasan. Kita hindari,” ujar KH Said Aqil Siroj, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), usai pertemuan lintas iman di kantornya, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Senin (9/9).

Kiai Said menjelaskan bahwa dalam penindakan hukum tidak boleh dengan hanya mendasarkan pada imajinasi saja tanpa adanya bukti dan fakta. “Ketika ada pernyataan dari siapapun harus didukung dengan fakta, tidak boleh hanya sekadar imajinasi atau dugaan,” terangnya.

Lebih lanjut, Kiai Said mengingatkan agar para awak media dan semua pengguna media sosial agar tidak terpancing untuk memperkeruh suasana. Justru, harus berupaya mendinginkan suasana yang tengah panas ini.

“Dan kita ingatkan pula bahwa mohon maaf kepada semua aktivis media ini baik elektronik maupun cetak, begitu pula pengguna medsos tolong jangan memperkeruh suasana. Malah yang kita harapkan mendinginkan suasana. Jangan malah sebaliknya memperkeruh suasana,” ujarnya.

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta Selatan itu juga menginformasikan bahwa konflik yang terjadi di sana bukanlah konflik agama. Menurutnya, tidak ada kaitannya sama sekali.

“Dan perlu diketahui bahwa sebenarnya konflik yang terjadi bukan konflik agama sama sekali. Tidak boleh kita berbicara antara misalkan Islam dan non-Muslim. Tidak ada kaitanya,” jelasnya.

Kiai Said juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu mendinginkan masalah. Sebab, semua elemen masyarakat juga tidak mengendaki peristiwa demikian terjadi.

“Kita pun berterima kasih kepada semua pihak yang telah berusaha mendinginkan masalah. Semua tidak ada yang menginginkan Papua seperti ini semua menghendaki Papua tenang,” katanya.

Bahkan, ia menceritakan bahwa NU Papua juga berupaya keras meredakan konflik. “Alhamdulillah NU Papua sudah berupaya keras melakukan komunikasi kesana-kemari hasilnya pun bisa kita lihat lah bisa cepat ingin cepat reda,” ujarnya.

Selain Kiai Said, pertemuan tersebut dihadiri oleh Pdt. Gomar Gultom (PGI), Romo Heri Wibowo, Pr (KWI) Rm. Franz Magnis Suseno, Ronald Rischardt (Biro Papua PGI), Antie Sulaiman (UKI), Alissa Wahid (Jaringan Gusdurian), dan Usman Hamid (Amnesty International). 

Pewarta: Syakir NF
Editor: Fathoni Ahmad