Nasional

Setelah Diitsbatkan Harusnya Tidak Ada Perbedaan

NU Online  ·  Kamis, 19 Juli 2012 | 14:22 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Lajnah Falakiyah PBNU KH A. Ghozalie Masroeri berharap, setelah sidang itsbat secara resmi menetapkan tanggal 1 Ramadhan 1433 H jatu pada hari Sabtu 21 Juli 2012 M, semestinya sudah tidak ada lagi perbedaan awal puasa.<>

“Setelah sidang itsbat harusnya sudah tidak ada perbedaan,” katanya dalam sidang itsbat yang dihadiri perwakilan ormas Islam seluruh Indonesia dan para ahli astronomi.

Namun demikian, NU tidak boleh memaksakan kelompok atau organisasi lain untuk mengikuti hasil sidang itsbat. Kiai Ghazali mengatakan, NU hanya berharap perlu segera diadakan pertemuan khusus di antara ormas Islam agar perbedaan penentuan awal bulan Islam tidak lagi terjadi di kemudian hari.

“Sesungguhnya semua metode punya kesamaan dalam hal datangnya hilal, tapi apa itu hilal itu yang perlu didiskusikan bersama. Mari belajar bersama. Kalau ini didiskusikan akan selesai,” katanya.

Namun ia meminta, diskusi yang dilakukan langsung menjurus ke akar terjadinya perbedaan pendapat, yakni soal hilal.

“Kalau yang didiskusikan tidak substantif, soal derajat saja maka tidak akan selesai. Saya sudah 12 tahun mengikuti berbagai diskusi namun hanya hanya menghasilkan ‘biarlah sepakat dengan perbedaan',” tambahnya.

Ahli astronomi dari LAPAN, Tomas Jamaluddin, menyambut baik tawaran NU dan berharap Kementerian Agama dapat memfasilitasi pertemuan antara ormas untuk menyamakan persepsi mengenai hilal. “Kami harap tawaran NU segera ditanggapi, bagaimana cara memahami hilal ini perlu kita bicarakan,” katanya sesaat sebelum dalam sidang itsbat.


Penulis: A. Khoirul Anam