Nasional

Semua Harus Jadi Relawan Bencana

NU Online  ·  Rabu, 19 Juni 2013 | 07:29 WIB

Surabaya, NU Online
Indonesia berada di kawasan yang sangat rawan terjadinya bencana. Baik itu bencana alam atau konflik sosial yang ujung-ujungnya membahayakan jiwa dan lingkungan sekitar. 
<>
Karena itu diperlukan kewaspadaan super ekstra agar sejumlah bencana tidak menimpa dan merugikan diri dan lingkungan. Dan yang sangat penting adalah mengajak semua orang untuk menyadari arti penting kewaspadaan dan tindakan preventif sebelum musibah datang. 

Hal ini sebagaimana disampaikan Wazir Wicaksono saat penutupan kegiatan Workhsop dan Kampanye Penanggulangan Bencana yang diselenggarakan Social Emergency Response (SER) PWNU NU Jawa Timur (18/6). Kegiatan yang berlangsung dua hari (17-18/6) di Hotel Satelit Surabaya ini diikuti sekitar seratus peserta utusan dari sejumlah relawan yang tersebar di beberapa kota di Jawa Timur.

Pak Wazir, sapaan akrab direktur SER PWNU Jatim ini menandaskan bahwa ada banyak hal yang harus diperhatikan oleh masyarakat, terkait dengan kondisi musim yang tidak lagi bersahabat. 

“Beberapa kalangan mengatakan bahwa saat ini terjadi kemarau basah,” katanya. Apa yang dikatakan sebagai “kemarau basah” adalah bahasa penghibur dari curah hujan yang masih tinggi padahal bulan ini mestinya telah memasuki musim kemarau. 

Ketidakcocokan antara prediksi dan sunnatullah yang ada memberi pesan bahwa kondisi alam sedang mengalami masalah serius. 

“Bahkan ada yang menarik kesimpulan, jangan-jangan ini adalah seperti yang pernah terjadi pada jaman Nabi Yusuf yakni musim penghujan yang berlarut-larut sampai tujuh tahun yang kemudian dilanjutkan musim kemarau dengan rentang waktu yang sama,” katanya.

“Karena alam sudah demikian ekstrem, maka yang harus dilakukan adalah mewaspadai diri dengan pengetahuan seputar penanggulangan bencana,” terangnya. 

Kegiatan ini mendapatkan perhatian dari PWNU Jatim. Tampak Rais Syuriyah PWNU Jatim yang baru saja terpilih secara aklamasi pada Konferensi Wilayah lalu hadir dan membuka kegiatan ini. Demikian juga Katib Syuriyah demisioner, KH Syarfuddin Syarif juga memberikan materi seputar bencana alam dari sudut pandang agama Islam.

Pada hari kedua, hadir Dr Praptining Sukowati yang juga merupakan unsur pengarah profesional masyarakat Badan Penanggulangan Bencana Daerah  Provinsi Jawa Timur dengan materi Potensi Bencana dan Pilihan Tindakan Penangulangan Bencana.

Bagi Kepala  Pusat Studi Bencana Universitas Merdeka Malang ini, menandaskan bahwa banyak hal yang dapat dilakukan bagi para pegiat atau relawan bencana. 

“Apalagi untuk di Indonesia, potensi bencana itu demikian besar,” katanya. Khusus Jawa Timur, boleh dikata sebagai “super market bencana” lantaran hampir seluruh wilayahnya sangat rentan terhadap musibah bencana. 

Ibu Prapti mengingatkan bahwa bencana dapat berupa musibah alam yang tidak bisa disangka maupun telah diprediksi sebelumnya. 

“Namun dapat juga berupa konflik sosial di masyarakat,” lanjutnya.

Baginya, bencana sebenarnya dapat diantisipasi secara baik kalau ada pengetahuan dan kemauan dari banyak pihak. “Saat membangun sebuah rumah, toko atau hunian lainnya hendaknya sudah diperhatikan kondisi alam yang mengitari,” sergahnya. Hal inilah yang sejak awal kurang disadari atau diabaikan manusia.

Aspek alam sebenarnya tidak dapat dijadikan sebagai alasan tertimpanya sejumlah bencana dan malapetaka. 

“Justru alam tidak pernah bersalah karena apa yang terjadi adalah sudah sesuai dengan sunnatullah,” kata Dr Darmawan dari BPBD Jawa Timur.

Karena itu, hal yang sangat mendesak untuk dilakukan adalah memupuk kesadaran masyarakat akan pentingnya mewaspadai kemungkinan-kemungkinan tersebut. 

“Inilah tugas berat yang diemban para relawan ini,” ungkapnya.

“Dengan peran serta sejumlah relawan maupun perhatian dari SER PWNU Jatim terhadap kondisi lingkungan sangat membantu meminimalisir kemungkinan terburuk yang akan menimpa lingkungan dan jiwa,” ungkapnya. “Karena itu Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan terus mengawal dan membantu sekuat tenaga dan anggaran agar suasana di provinsi ini akan lebih kondusif,” katanya disambut aplaus hadirin.

Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Syaifullah