Sebagian Besar Wilayah Indonesia telah Memasuki Musim Kemarau
NU Online · Senin, 11 September 2023 | 10:00 WIB

Relawan NU Care-LAZISNU Cilacap membagikan air bersih untuk warga yang terdampak kekeringan (Foto: LAZISNU Cilacap)
A. Syamsul Arifin
Penulis
Jakarta, NU OnlineÂ
Sebagian besar wilayah di Indonesia pada September 2023 ini telah memasuki musim kemarau. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa berdasarkan hasil analisa BMKG, sebanyak 78,5 persen dari total zona musim telah memasuki musim kemarau.
"Hasil pemantauan menunjukkan bahwa saat ini sekitar 78,5 persen dari total zona musim telah memasuki musim kemarau. Jadi, poinnya adalah sebagian besar wilayah Indonesia saat ini telah memasuki musim kemarau," katanya sebagaimana dalam tayangan Youtube BMKGÂ diakses NU Online, Senin (11/9/2023).
Perempuan yang kerap disapa Dwikorita ini lebih menjelaskan, secara umum, kemarau yang pada tahun 2023 terjadi secara bertahap dimulai dari April hingga Juni 2023 dan mencapai puncaknya di bula Agustus hingga September. "Jadi saat ini di sebagian besar wilayah Indonesia memasuki musim kemarau," jelasnya, kembali menegaskan.Â
Dari sejumlah wilayah di Indonesia yang mengalami musim kemarau, data BMKG menyebutkan bahwa tak sedikit daerah yang justru lebih awal sudah merasakan musim panas. "Hingga bulan Agustus 2023 hasil pemantauan menunjukkan terdapat 37,5 persen dari zona musim di Indonesia yang mengawali awal musim kemarau lebih awal dari normalnya," tuturnya.
Di samping itu, musim kemarau yang terjadi saat ini menurut Dwikorita lebih panjang dan lebih kering daripada kondisi normalnya. Hal ini dipicu oleh fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) yang saling menguat.Â
Lebih rinci, ia menjelaskan analisis BMKG terhadap data suhu muka laut di Samudra Pasifik menunjukkan bahwa gangguan iklim El Nino mulai muncul pada pertengahan bulan Mei 2023 dan terus perkembang mencapai El Nino moderat sejak akhir Juli 2023. Kondisi El Nino moderat ini tetap bertahan hingga awal 2024. "Dan saat ini indeks El Nino berada pada nilai positif 1,504," ucapnya.
Sedangkan di Samudera Hindia, lanjut dia, pemantauan anomali suhu muka laut menunjukkan adanya kondisi Indian Ocean Dipole (IOD) fase positif dengan indeks saat ini posiitif 1,527 dan diprediksi akan tetap positif hingga akhir tahun 2023.
"Jadi, maknanya indeks IOD positif, El Nino moderat dua-duanya berpengaruh terhadap pengurangan curah hujan di wilayah kepulauan Indonesia," terangnya.
Keringnya musim kemarau saat ini sesuai hasil prediksi BMKG di bulan Februari 2023 lalu, akibat dari pengaruh dua-duanya yaitu El Nino dari Samudra Pasifik dan IOD positif dari Samudra Hindia yang saling menguatkan. Fenomina El Nino dan IOD positif tesebut menyebabkan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia menjadi jauh lebih sedikit dari normalnya yang berkaitan dengan kondisi curah hujan rendah.Â
"Bahkan sudah lebih dari 2 bulan beberapa wilayah di Indonesia tidak mengalami hujan sama sekali. Itulah sebagai penyebab kekeringan di Indonesia sesuai hasil prediksi yang disampaikan BMKG," tandasnya.
Terpopuler
1
Fantasi Sedarah, Psikiater Jelaskan Faktor Penyebab dan Penanganannya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Pergunu Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim Tahun Ajaran 2025
4
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
5
Kabar Duka: Ibrahim Sjarief, Suami Jurnalis Senior Najwa Shihab Meninggal Dunia
6
Ribuan Ojol Gelar Aksi, Ini Tuntutan Mereka ke Pemerintah dan Aplikator
Terkini
Lihat Semua