Nasional

Santri Harus Kawal Demokrasi Agar Cita-cita Pendiri NKRI Tidak Melenceng

Sen, 2 September 2019 | 09:00 WIB

Santri Harus Kawal Demokrasi Agar Cita-cita Pendiri NKRI Tidak Melenceng

Kuliah Umum di Pesantren Besongo, Semarang, Jateng

Semarang, NU Online
Santri harus berpartisipasi aktif dalam proses demokratisasi yang saat ini berlangsung di Indonesia agar gerakannya tidak melenceng dari cita-cita awal yang dicanangkan para pendiri NKRI.
 
Ketua Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kota Semarang, Jawa Tengah Prof Syamsul Ma'arif mengatakan, proses demokratisasi yang saat ini sedang berlangsung di Indonesia jika tidak dikelola dengan baik akan menjadi pemicu terjadinya disintegrasi bangsa.
 
"Bersamaan dengan bergulirnya demokratisasi usai berakhirnya rezim Orde Baru itu juga bergulir isu-isu SARA  di ranah publik yang berpotensi menggoyahkan keutuhan NKRI," ujar Prof Syamsul yang juga Dekan Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK) UIN Walisongo Semarang.
 
Pernyataan itu disampaikan saat menyampaikan kuliah umum bertema 74 Tahun Merdeka, Apa Kabar Santri Indonesia? di Pesantren Besongo Semarang, Ahad (1/9). 
 
Menurutnya, saat ini tiupan isu itu berhembus kencang, bahkan gerakannya  cenderung menyimpang tidak sesuai dengan budaya timur seperti menyebar fitnah/hoaks, hate speech dan mengadu domba.
 
Bahkan lanjutnya, di ujung manuver-manuver itu muncul penampakan obsesi   sejumlah kelompok yang cenderung eksklusif dan sangat nyaring menyuarakan berdirinya sistem pemerintahan khilafah. 
 
"Melihat realitas itu, santri di era milenial ini tugasnya semakin bertambah. Tidak hanya merawat tradisi dan asik berkutat pada spiritualitas saja. Tetapi  juga harus terpanggil untuk melawan setiap gerakan dan idiologi yang mengoyak dan merobek persatuan NKRI," tegasnya. 
 
Dia menambahkn, dalam menghadapi problem ini, santri milenial dapat meneladani sikap kiai-kiai pesantren terdahulu dengan berkaca dan belajar bagaimana kegigihan dan keberanian mereka ketika ikut memperjuangkan kemerdekaan NKRI.
 
Fakta sejarah membuktikan, sedari awal relasi santri dengan negara begitu kuat dan senantiasa diwarnai kecintaan sangat mendalam. Karena para kiai menyadari, bahwa Allah SWT telah mendesain sebuah negara yang sering diistilahkan para ahli dengan sebutan zamrud katulistiwa ini, mempunyai kekayaaan alam yang sangat  melimpah, tanah subur dan keindahan panorama yang sangat sedap dipandang mata. 
 
Lebih-lebih, ujarnya, dengan realitas bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dan merupakan surganya dunia (Heaven Earth) dan menjadi incaran dari sejumlah pihak serta berusaha ingin menguasai dan menaklukannya.
 
"Karena itu mulai sekarang, santri harus bersiap dan turun gunung untuk mengawal jalannya demokratisasi agar tidak melenceng. Sesuai dengan proporsi dan porsinya mendampingi publik merawat kemajemukan yang menjadi kekuatan NKRI," pungkasnya.
 
Kontributor: Samsul
Editor: Muiz