Santri Al-Munawwir Bahas Tantangan Syi’ar Al-Quran
NU Online · Ahad, 16 Juni 2013 | 07:00 WIB
Yogyakarta, NU Online
Alumni Madrasah Huffadh PP Al-Munawwir dari berbagai daerah dan berbagai angkatan berkumpul di Aula Utama PP Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta. Agendanya adalah diskusi dan sarasehan dengan tema “Syi’ar Al-Qur’an; Antara Harapan dan Tantangan”.
<>
Kegiatan yang berlangsung Sabtu (15/6) tersebut dimulai pukul 10.30 dan ditutup pada pukul 13.00; adalah salah satu rangkaian acara Haul ke-54 Almarhum KH. R. Abdul Qodir Munawwir dan Khataman Quran ke-12 Madrasah Huffadh Pondok Pesantren Al-Munawwir.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Munawwir KH.R. Abdul Hafidh Abdul Qodir dalam sambutannya mengatakan, sebagai aumni Krapyak, khususnya Madrasah Huffadh, harus mau mengajar Al-Quran bila sudah terjun di tengah masyarakat, “Selain itu juga harus senantiasa berupaya menjaga hafalannya dalam berbagai kesempatan,” anjurnya.
Kiai yang Mustasyar PWNU Daerah Istimewa Yogyakarta itu menekankan pentingnya hubungan antara alumni dengan almamater pesantren, agar syiar dakwah bisa berkembang dan tradisi mengaji tetap terjaga.
Dalam sarasehan tersebut dibahas tentang berbagai macam tantangan alumni ketika sudah berkecimpung di tengah masyarakat. Dalam hal kewajibannya untuk melestarikan pengajian Al-Quran di berbagai tempat. Baik itu berupa pesantren, lembaga atau institusi umum, maupun majelis-majelis kecil.
Selain itu, menyikapi banyaknya lembaga pendidikan yang menawarkan pengajaran Al-Quran dan bercorak Wahabi-Salafi juga menjadi perbincangan. Hal ini harus direspon oleh pondok pesantren Al-Quran yang berhaluan Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja) dengan cara yang sehat.
Alumni pesantren Al-Quran yang berhaluan Aswaja tidak boleh minder dengan banyaknya institusi pendidikan Islam yang bercorak Wahabi-Salafi serta dipandang unggulan. Sebaliknya, mereka harus siap terjun di manapun serta tidak terpengaruh hal-hal yang berkaitan dengan aqidah maupun amaliyah. Karena masyarakat memang sudah semakin sadar akan pentingnya pendidikan Al-Quran sejak dini bagi anak-anak mereka.
Di samping itu, alumni pesantren Al-Quran bercorak Aswaja harus senantiasa mengingat dan meneladani kiprah guru-gurunya selama di pesantren yang mumpuni di dalam keilmuan dan akhlaq. Karena keterikatan semacam inilah yang menjadi pemompa energi bagi alumni untuk giat melestarikan ngaji serta mengembangkan dakwah di tengah perkembangan zaman yang semakin pesat.
Salah seorang panitia, In’amullah mengatakan, kegiatan tersebut dimaksudkan untuk mempererat silaturrahim antar-alumni, kedekatan emosional dengan pengasuh, serta tukar pengalaman maupun saran bagi perkembangan pengajian Al-Quran di masing-masing wilayah dakwah dan domisili alumni,
Redaktur: Abdullah Alawi
Kontributor: Zia Ul Haq
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
Gaji dan Tunjangan yang Terlalu Besar Jadi Sorotan, Ketua DPR: Tolong Awasi Kinerja Kami
3
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
4
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
5
Prabowo Minta Proses Hukum Berjalan Sepenuhnya untuk Wamenaker yang Kena OTT KPK
6
Pemerintah Berencana Tambah Utang Rp781,9 Triliun, tapi Abaikan Efisiensi Anggaran
Terkini
Lihat Semua