Nasional

Sampah Naik 20 Persen Saat Ramadhan, Ini Tips untuk Menguranginya 

Sel, 19 Maret 2024 | 20:05 WIB

Sampah Naik 20 Persen Saat Ramadhan, Ini Tips untuk Menguranginya 

Warga sedang membersihkan sampah di dekat rumahnya di Jakarta Utara, pada Ahad (19/3/2024). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online
Bulan Ramadhan merupakan momentum bagi umat Muslim di seluruh dunia untuk memaksimalkan kebaikan. Tidak hanya menebar kebaikan kepada sesama manusia, tetapi juga menjaga bumi dan isinya dengan cara mengurangi sampah dan menggunakan sumber daya secara bertanggung jawab.


Pasalnya, saat Ramadhan, bulan yang sangat dianjurkan untuk menahan diri tersebut, menjadi bulan yang konsumtif. Kebutuhan masyarakat cenderung mengalami peningkatan. Peningkatan kebutuhan tersebut berbanding lurus dengan pelonjakan sampah.


Hasil Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2019 di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al Azhar, Citangkolo, Banjar, Jawa Barat juga merekomendasikan untuk mendorong kepada pemerintah tentang program pengurangan sampah plastik. Bahkan Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) telah mengampanyekan Green Ramadhan sejak 2021.


Green Ramadhan adalah kampanye yang bertujuan mengajak umat Muslim untuk ikut serta dalam pemuliaan Bumi dan kelestarian alam dengan cara mengurangi sampah. Menurut situs web Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK),timbulan sampah selama Ramadhan biasanya naik sekitar 20 persen.


Praktik baik dalam green Ramadhan juga diharapkan tak hanya berlangsung selama bulan Ramadhan, melainkan dipertahankan sepanjang tahun atau bahkan ditingkatkan.


Kiat kurangi sampah
Wakil Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Maskut Candra Negara memberikan kiat-kiat untuk mengurangi sampah saat bulan Ramadhan.


Pertama, sajikan makanan prasmanan. Maskut mengatakan, salah satu cara untuk mengurangi sampah sisa makanan adalah.makan sebaiknya disajikan secara prasmanan, sehingga setiap orang mengambil berdasarkan kebutuhan yang dimakan, namun bila nasi box bisa lebih banyak yang tersisa.


"Bila masih tersisa sebaiknya tidak dibuang, tapi bisa dijadikan makanan hewan peliharaan," ujar Maskut kepada NU Online, Selasa (19/3/2024).


Kedua, gunakan bahan yang bisa di daur ulang. Cara mengurangi sampah plastik dengan menggunakan bahan kedua dengan mendaur ulang, seperti berbahan kertas atau daun. Selain itu, kata Maskut, penggunaan tempat makan dengan tupperware juga bisa kurangi sampah.


Ketiga, kompos makanan. Maskut mengatakan bulan Ramadhan juga bisa digunakan untuk belajar mengompos sisa makanan di rumah. Sisa-sisa bahan masakan seperti sayuran bisa dijadikan sebagai pupuk. Daun-daun kering dan kertas bisa campurkan sebagai tambahan kompos.


Keempat, memasak dengan jumlah tepat. Puasa Ramadhan mengajarkan untuk menahan diri, dalam konteks keinginan, puasa juga bisa berarti menahan diri dari perilaku atau gaya hidup individu yang senang membelanjakan uangnya tanpa pertimbangan matang.


Selain itu, juga sikap impulsif yakni ketika seseorang melakukan suatu tindakan tanpa memikirkan akibat dari apa yang dilakukan.


"Penting memasak dengan porsi yang tepat," tandas Maskut.