Nasional

Sambangi PBNU, Seniman Batik Tulis Ini Sampaikan Persoalan Para Pembatik

NU Online  ·  Selasa, 26 April 2016 | 11:00 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menerima kunjungan Seniman Djoko Susilo di kantornya Gedung PBNU Lantai 3, Selasa, (26/4). Djoko menjelaskan bahwa maksud dan tujuan kedatangannya adalah ingin mengajak NU untuk menyejahterakan kehidupan para pembatik tulis.

“Sementara pemerintah sibuk dengan promosi ke mana-mana, sukses, sukses. Tapi ada satu hal yang tidak pernah dilihat, terlewatkan, apa? Siapa yang kerja? Bagaimana mereka mendapatkan upah? Kehidupan mereka seperti apa?” jelas Djoko.

Menurutnya, meski batik tulis memiliki harga yang tinggi di pasaran, namun para pembatiknya mendapatkan upah yang teralu murah. “Tidak manusiawi. Sekarang uang 300 ribu perbulan dapat apa. Itu yang terjadi,” tegasnya dengan nada tinggi. 

Maka tidak heran, jelas Djoko, jika para pembatik tulis sekarang didominasi oleh generasi orang tua dan kualitasnya juga semakin menurun karena orangnya semakin berkurang dan regenerasinya tersendat.

Ia menyatakan bahwa untuk melestarikan batik tulis Nusantara hanya ada satu cara, yaitu memakmurkan para pembatik tulis tersebut. Baginya, pekerjaan membatik adalah pekerjaan yang manusiawi dan sudah seharusnya mendapatkan upah yang layak. 

“Pembatik mendapatkan upah sesuai dengan apa yang ia kerjakan. Tidak seperti sekarang,” ungkapnya.    

Maka dari itu, ia berharap NU bisa membuat tim atau gerakan yang fokusnya adalah untuk mensejahterakan para pembatik tersebut. “Membuat sebuah gerakan yang semula pembatik adalah buruh yang dibayar dengan tidak manusiawi itu, menjadi sebuah wiraswastawan,” papar laki-laki yang menekuni dunia batik tulis ini.

Dengan demikian, ia mengajak NU untuk membuat sebuah program atau wadah yang bisa mempertemukan antara para pembatik tersebut dengan para pembeli langsung. 

“Tentu gerakan ini sangat tidak disukai oleh para pengusaha. Dia pasti anti, tapi kita tidak peduli. Kita peduli pada batik Indonesia lestari,”  

Selain itu, Djoko Susilo juga memberikan lukisan kepada Kiai Said. Ia menerangkan, lukisan yang bergambar Kiai Said tersebut ia selesaikan selama dua hari. 

Ia membubuhi lukisan tersebut dengan salah satu potongan ayat Al Quran, yaitu surat Ar Ruum ayat 22. Ia menilai bahwa ayat tersebut sangat cocok dan sesuai dengan karakteristik NU.

“Tuhan menciptakan manusia itu dengan beragam, warna kulit, bahasa, dan lainnya. Itu (sesuai dengan ciri dan karakter) NU,” tambahnya dengan 

Saat menerima lukisan tersebut, Kiai Said terlihat gembira. “Ya terima kasih, bagus sekali,” kata Kiai Said dengan senyum sumringah. (Muchlishon Rochmat/Fathoni)