Saatnya Santri Jadi Pelopor Kesehatan Masyarakat
NU Online · Jumat, 23 Oktober 2020 | 11:00 WIB

Santri harus memberikan dorongan agar masyarakat selalu optimis menjalankan kehidupan di tengah pandemi. (Foto: dok. NU Online)
Abdul Rahman Ahdori
Kontributor
Jakarta, NU Online
Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta, KH Nasaruddin Umar ikut memberikan harapan pada peringatan Hari Santri tahun 2020. Dalam suasana Covid-19 ini, santri, katanya, harus menjadi pelopor kesehatan bagi masyarakat misalnya saja mengajak secara bersama-sama warga untuk selalu mencuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak (3M).
Tak hanya itu, Kiai Nasaruddin meminta para santri terlibat meningkatkan disiplin masyarakat terhadap protokol kesehatan. Santri perlu menyampaikan bahwa Covid-19 merupakan penyakit yang nyata adanya dan perlu dihindari agar tidak tertular.
"Dalam bahasa pesantren, virus termasuk penyakit yang berasal dari Allah subhanahu wa ta'ala. Tetapi ikhtiar pun juga kita dianjurkan, diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala," kata Imam Besar Masjid Istiqlal, KH Nasaruddin Umar saat menjadi narasumber pada kegiatan Peringatan Hari Santri oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kamis (22/10).
Meski demikian, santri harus memberikan dorongan agar masyarakat selalu optimis menjalankan kehidupan di tengah pandemi. Menurut salah satu mufassir Indonesia ini, segala penyakit termasuk Covid-19 itu ada obatnya.
"Likulli dain dawa, segala penyakit itu pasti ada obatnya. Manakala kita menerima suatu penyakit kita nggak boleh pasrah. Nah, kita tahu bahwa virus corona ini menjadi bumerang buat kita semuanya. Kita tak boleh berdiam diri, kita tak boleh berhenti untuk ikhtiar mencegah atau untuk mengobati," tuturnya.
Jika tahun 1945 santri melawan penjajah Belanda merebut kembali kemerdekaa RI. Maka saat ini, santri harus terlibat mengusir wabah Covid-19 dari Indonesia. Caranya tentu tak hanya dilakukan dengan doa tetapi dibutuhkan ikhtiar lahir dengan menjadi contoh bagi masyarakat.
"Santri saat ini harus mengusir juga virus corona ini dengan banyak berdoa dan menjadi contoh bagi masyarakat untuk menjadi pelopor melakukan protokol kesehatan," kata dia.
Senada dengan Kiai Nasaruddin Umar, Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, Probolinggo, Jawa Timur KH Moh Hasan Mutawakkil Allallah mengungkapkan tantangan santri saat ini berbeda dari saat resolusi jihad 1945. Sebab yang dihadapi kali ini adalah pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Saat ini, jihad yang bisa dilakukan santri adalah jihad kesehatan.
"Resolusi jihad santri sekarang adalah jihad kesehatan. Bagaimana santri menjadi pelopor kesehatan dengan pola hidup sehat," kata Kiai Mutawakkil.
Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
3
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
4
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
5
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua