Nasional

Rashdul Qiblat Besok Sore, Pastikan Kiblat Masjid dan Mushala Anda Tepat ke Ka'bah

Sab, 15 Juli 2023 | 13:00 WIB

Rashdul Qiblat Besok Sore, Pastikan Kiblat Masjid dan Mushala Anda Tepat ke Ka'bah

Ilustrasi peristiwa rashdul qiblat. (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online

Umat Islam Indonesia akan terlewati peristiwa yang disebut Rashdul Qiblat pada Ahad (16/7/2023). Peristiwa unik ini terjadi saat matahari berkedudukan tepat di atas Ka’bah pada pukul 12.26.45 waktu Arab Saudi.


“Maka pada hari itu pada jam yang telah diperhitungkan melalui aneka metode ilmu falak, yakni pada jam 12:26:45 waktu Saudi Arabia, maka bayang-bayang segenap benda yang terpasang tegaklurus paras air dan tersinari cahaya Matahari akan tepat sejajar dengan arah kiblat setempat,” kata KH Sirril Wafa, Ketua Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU), pada Jumat (14/7/2023).


Rashdul Qiblat ini akan terjadi bertepatan dengan pukul 16:26:45 WIB atau 17:26:45 WITA di Indonesia. Akan tetapi apabila berpedoman pada pendapat Imam Syafi’i tentang kiblat, maka terdapat stratifikasi kiblat mulai dari lingkup Masjidil Haram (diperuntukkan khusus bagi penduduk kota Makkah) hingga tanah haram Makkah (diperuntukkan untuk Muslim di seluruh dunia kecuali yang bertempat tinggal di kota Makkah).


“Dan apabila diperhitungkan pula bahwa Matahari bukanlah benda langit yang nampak berbentuk titik laksana bintang-bintang pada umumnya, melainkan merupakan bola bercahaya berdiameter 0,5 derajat,” ujar dosen ilmu falak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.


Dengan mengombinasikan keduanya, Rashdul Qiblat pertama di tahun 2023 M ini sesungguhnya terjadi pada sejak Jumat Legi hingga Senin Wage, 25-28 Dzulhijjah 1444 H (14-17 Juli 2023 M).


“Semuanya terjadi pada jam yang sama, yakni 16:26:45 WIB atau 17:26:45 WITA. Di Indonesia, Rashdul Qiblat dapat diamati dan dimanfaatkan untuk melaksanakan pengukuran arah kiblat yang akurat pada sebagian besar wilayah negeri ini. Kecuali di propinsi Maluku, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua,” katanya.


Sebab, lanjut Kiai Sirril, di tempat-tempat tersebut, Matahari telah terbenam sebelum Rashdul Qiblat terjadi. Sementara pada provinsi-provinsi di pulau Sulawesi dan kepulauan Nusa Tenggara, kedudukan Matahari sudah cukup rendah sehingga terbuka peluang Matahari sudah tak terlihat (tersembunyi di balik awan-awan di ufuk barat).


Meskipun diperhitungkan masih mengalami Rashdul Qiblat. Saat Roshdul Qiblat terjadi, maka cukup mencari benda yang terpasang tegaklurus paras air setempat sebagai acuan. Misalnya sudut bangunan. Atau yang paling sempurna adalah beban pendulum (lot) yang digantung pada tali.


“Kita juga membutuhkan jam yang sudah terkalibrasi, misalnya jam digital dalam gawai pintar kita. Tepat pada jam terjadinya Rashdul Qiblat, maka tandai bayang-bayang benda tersebut di tanah. Bayang-bayang tersebut akan sama dengan arah kiblat setempat,” pungkasnya.