Nasional

Hari Ini, Matahari Tepat di Atas Ka'bah, Saat Tepat Luruskan Kiblat

Ahad, 28 Mei 2023 | 06:30 WIB

Hari Ini, Matahari Tepat di Atas Ka'bah, Saat Tepat Luruskan Kiblat

Hari Ini, Matahari Tepat di Atas Ka'bah, Saat Tepat Luruskan Kiblat. (Foto: Dok. LF PBNU)

Jakarta, NU Online 

Matahari akan menempati titik zenith Ka'bah pada Ahad (28/7/2023) sore, tepatnya pukul 16.18 WIB atau 17.18 WITA. Hal ini mengingat matahari di titik tersebut terjadi pada pukul 12.18 waktu Makkah. Peristiwa ini disebut Rashdul Qiblat.


"Rashdul Qiblat kali ini merupakan yang pertama untuk 2023 M. Rashdul Qiblat itu akan terjadi pada Ahad Wage 8 Dzulqa’dah 1444 H / 28 Mei 2022 pada pukul 12:18 waktu Saudi Arabia. Atau bertepatan dengan pukul 16:18 WIB dan 17:18 WITA di Indonesia," terang Ketua Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) melalui rilis pers Nomor 002/PR/LF–PBNU/V/2023 pada Jumat (26/5/2023).


Rashdul Qiblat ini disebut juga kulminasi utama. Pada hari itu, pada jam yang telah diperhitungkan melalui aneka metode ilmu falak, maka bayang–bayang segenap benda yang terpasang tegak lurus paras air dan tersinari cahaya Matahari akan tepat sejajar dengan arah kiblat setempat.


Rashdul Qiblat adalah sebuah peristiwa unik karena kedudukan Matahari dipandang dari Bumi akan tepat berada di atas Ka’bah. Dalam terminologi ilmu falak, peristiwa ini terjadi saat Matahari tepat menempati di titik zenith Ka’bah. 


"Rashdul Qiblat merupakan posisi yang diraih Matahari dalam siklus gerak semu tahunannya yang merupakan perwujudan kombinasi perputaran Bumi mengelilingi Matahari dan miringnya sumbu rotasi Bumi," katanya.


Dalam siklus gerak semu tahunan tersebut, maka kedudukan Matahari seakan–akan berpindah–pindah secara teratur dari utara ke selatan dan sebaliknya.


Siklus gerak semu tahunan Matahari berlangsung di antara Garis Balik Utara (lintang 23,5º LU) dan Garis Balik Selatan (lintang 23,5º LS). Matahari akan berkedudukan tepat di atas Garis Balik Utara pada 20 atau 21 Juni setiap tahun. Sebaliknya akan menempati titik zenith Garis Balik Selatan tiap 21 atau 22 Desember. 


"Dan setiap 20 atau 21 Maret dan 22 atau 23 September, Matahari akan tepat berada di atas garis khatulistiwa. Setiap titik di antara Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan pada hakikatnya akan ditempati Matahari dua kali dalam setiap tahun Miladiyah," katanya.


"Maka kota suci Makkah al-Mukarramah dengan Ka’bah di pusat kotanya pun akan mendapatkan kesempatan yang sama karena berkedudukan pada garis lintang 21,25 derajat LU," terang dosen ilmu falak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.


Pada saat Rashdul Qiblat terjadi, nilai deklinasi Matahari akan sangat berdekatan dengan nilai garis lintang kota Makkah. Dengan begitu, manakala terjadi kulminasi atas di kota Makkah, maka Matahari akan berkedudukan pada titik zenith Makkah.


Dalam kondisi Rashdul Qiblat, maka setiap benda yang terpasang tegak lurus paras air di Kota Makkah akan kehilangan bayang–bayangnya. Namun sebaliknya, bayang–bayang dari benda yang berada di luar kota Makkah dan sedang tersinari Matahari akan tepat sama dengan arah kiblat setempat.


"Inilah sebabnya Rashdul Qiblat menjadi salah satu metode terakurat dalam mengukur arah kiblat," ujar kiai asal Kudus, Jawa Tengah itu.

 

Apabila diperhitungkan pula bahwa Matahari bukanlah benda langit yang nampak berbentuk titik laksana bintang–bintang pada umumnya, melainkan merupakan bola bercahaya berdiameter 0,5º. Dengan mengombinasikan keduanya, maka Roshdul Qiblat pertama di tahun 2023 M ini sesungguhnya terjadi pada Kamis Pahing hingga Sabtu Wage, 7–9 Dzulqa’dah 1444 H (27–29 Mei 2023 M). Semuanya terjadi pada jam yang sama, yakni 16:18 WIB atau 17:18 WITA. 


Cek akurasi kiblat

Saat Rashdul Qiblat terjadi, maka umat Islam Indonesia cukup mencari benda yang terpasang tegak lurus paras air setempat sebagai acuan, seperti sudut bangunan atau yang paling sempurna adalah beban pendulum (lot) yang digantung pada tali. Kemudian, untuk ketepatan waktu dibutuhkan jam yang sudah terkalibrasi, misalnya jam digital dalam gawai pintar.


"Tepat pada jam terjadinya Rashdul Qiblat, maka tandai bayang–bayang benda tersebut di tanah. Bayang–bayang tersebut akan sama dengan arah kiblat setempat," pungkasnya.


Pewarta: Syakir NF
Editor: Muhammad Faizin