Nasional RAPIMNAS LTMNU

Rapimnas LTMNU Region X Digelar di Palangkaraya

Ahad, 13 Mei 2012 | 09:08 WIB

Palangka Raya, NU Online
Lembaga Ta’mir Masjid Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LTM PBNU) diharapkan bisa menjadi semangat dan semarak kehidupan beragama di Indonesia, khususnya di kota Palangkaraya, calon ibukota pemerintahan Republik Indonesia (RI). <>

“NU diharapkan bisa memberi bekal dalam rangka menjaga keharmonisan, keberagaman, dan perekat persaudaraan antar umat beragama,” harap Gubernur Kalimantan Tengah, Agustin Teras Narang, SH saat membuka Rapimnas Lembaga Ta’mir Masjid (LTM) PBNU di halaman Masjid Nurul Islam, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Ahad (13/5).

Dalam pembukaan Rapimnas, Gubernur didampingi Wakil Gubernur Kalteng, Achmad Diran dan 14 Bupati se kota Kalimantan Tenga, serta Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj didampingi Waketum PBNU H As'ad Said Ali. 

Hadir sebagai narasumber KH Masdar Farid Masudi (Syuriah PBNU), KH Mashuri Malik (Ketua LazisNU), KH Abdul Manan A Ghani (Ketua PP LTMNU), KH Abdul Wahid Aha (Ketua PWNU Kalteng), Irjen Pol. M. Tito Karnavian (Deputi II BNPT), Nasir Abbas (mantan gembong JI), Sukanto (mantan anggota DI/TII), dan 160 peserta dari perwakilan 14 PCNU Kalteng, dan 15 PCNU Kalsel.

Selain dibuka Gubernur Kalteng, Rapimnas LTMNU juga dimeriahkan dengan penampilan seribu terbang (rebana) dari group terbang al-Habsy, Kalteng, serta parade busana muslim muslimah dari remaja masjid Kalteng.

Dikatakan Teras Narang, dalam sejarah tercatat bahwa Nahdlatul Ulama (NU) merupakan salah satu elemen masyarakat yang berjuang dalam mencapai kemerdekaan Republik Indonesia. NU berjuang melawan, mengusir penjajah kolonial Belanda dari Bumi Nusantara. “NU didirikan oleh kakeknya Presiden RI yang ke 4  yaitu Gus Dur,” ujarnya

Menurut Gubenrur Kalteng, manajemen pengelolaan masjid sangatlah penting, karenanya, dalam Rapimnas LTMNU harus menghasilkan dan merumuskan bagaimana pengelolaan masjdi yang baik, dan terus bermanfaat sepanjang zaman. “Masjid bukan saja sebagai tempat ibadah, melainkan juga tempat kegiatan sosial masyarakat dan untuk menjaga kerukunan antar umat beragama,” ungkapnya. 

Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, prihatin masih banyak masjid, musholla yang diurusi dan dibangun oleh orang-orang NU, tapi dikuasai orang yang tidak tahu Islam. Mereka nyantri model kilatan, belajar dengan buku panduan sholat, dan lain sebagainya. “Inilah pentingnya LTMNU ngumpulin pengurus dan takmir masjid,” ujarnya.

Dikatakan Kang Said, menguasai manajemen masjid, memahami ilmu masjid sangat penting bagi takmir masjid NU. Dengan begitu imam masjid tidak mudah terpengaruh dan harus bisa mempengaruhi masyarakat untuk meramaikan masjid. “Jadi imam tidak perlu berjenggot atau pakai baju gamis, cukup pakai batik saja dan berilmu,” ungkapnya.

Begitu pula saat khotbah jumat, katanya, pola pengajaran pengurus masjid jangan hanya soal surga dan neraka saja, tetapi harus lebih cerdas dalam mengkritisi masalah yang terjadi sekarang, sehingga akan membuat warga NU berfikir lebih modern yang akhirnya menjadi lebih pintar dan tidak mudah dibodohi orang pintar. 

“Nabi Muhammad, awalnya tak terkenal saat mudanya, tiba-tiba mendadak dikenal, karena Beliau berilmu,” pungkas Kang Said.

 

 


Redaktur : Syaifullah Amin