Ramadhan, Sinta Nuriyah Ajak Sahur Kaum Marjinal
NU Online · Kamis, 20 Juni 2013 | 13:00 WIB
Jepara, NU Online
Sinta Nuriyah Wahid, istri KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menyatakan, menjelang datangnya bulan Ramadhan ia mengajak kepada orang yang mampu untuk melaksanakan sahur bersama orang yang membutuhkan.
<>
Ajakan itu disampaikannya dalam Akhirussanah Majlis Maulid dan Manaqib Pesantren At-Taqiy Desa Kalipucang Kulon Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara, Jawa tengah, Rabu (19/6) malam.
Ajakan perempuan 65 tahun itu bukan omong kosong belaka. Sebab dulu sejak Gus Dur menjadi presiden, sahur bersama sudah dilakukan. Tahun ini juga demikian, jadwal sahur bersamanya melintasi Jawa, Madura dan Luar Jawa sudah penuh.
Tahun lalu, sebagaimana dikatakannya, ia blusukan mengajak sahur kaum dhuafa serta marjinal. Kenapa sahur bersama? Perempuan kelahiran Jombang, 08 Maret 1948 itu menjawab dengan sahur bersama merupakan ajakan untuk berpuasa.
“Dengan sahur bersama berarti kita mengajak orang untuk berpuasa meskipun hanya sehari saja,” tegas Ibu Negara RI (1999-2001).
Apalagi ia menyebut salah satu hadits yang berarti memberi makan orang yang lapar akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Berbeda dengan ajakan berbuka bersama. Berbuka, menurutnya merupakan ajakan untuk membatalkan puasa.
“Belum tentu yang mengajak buka maupun yang diajak buka itu berpuasa. Apalagi mendekati Pemilu 2014 nanti akan dimanfaatkan Caleg untuk buka bersama, untuk memperoleh dukungan. Jelas tujuannya sudah tidak tulus lagi,” imbuhnya.
Ia menambahkan dengan sahur bersama keliling Nusantara merupakan wahana untuk menjaga kerukunan antar umat beragama, menjaga keharmonisan bangsa dan tanah air, “Walaupun berbeda-beda suku, agama dan ras kita harus tetap rukun bersatu agar negara makmur dan sentosa,” ajaknya.
Gus Dur sesuai yang dikemukakannya selalu mengajak semua golongan agar bersatu. Dengan kelompok minoritas sambungnya juga harus diperlakukan sama. Sehingga, yang dilakukan Gus Dur membela minoritas himbaunya jangan disalahartikan.
“Kita orang Islam sebagai kelompok mayoritas di Indonesaia jangan sampai sewenang-wenang dengan kelompok agama lain. Tujuannya agar saat kita berada di lingkungan Islam minoritas kita akan diperlakukan dengan baik oleh kelompok agama lain,” jelasnya.
Redaktur : Abdullah Alawi
Kontributor : Syaiful Mustaqim
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
Gaji dan Tunjangan yang Terlalu Besar Jadi Sorotan, Ketua DPR: Tolong Awasi Kinerja Kami
3
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
4
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
5
Prabowo Minta Proses Hukum Berjalan Sepenuhnya untuk Wamenaker yang Kena OTT KPK
6
Pemerintah Berencana Tambah Utang Rp781,9 Triliun, tapi Abaikan Efisiensi Anggaran
Terkini
Lihat Semua