Nasional

Raih Doktor dengan Teliti Ma'had Ali Situbondo

NU Online  ·  Selasa, 24 Juli 2012 | 00:05 WIB

Semarang, NU Online
Seorang alumni Madrasah Tsanawiyah NU dan MA NU Demak yang sekarang jadi dosen Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang meraih gelar doktor dengan nilai sangat memuaskan (cum laude) setelah meneliti Ma’had Aly di Pesantren Salafiyyah Syafi’iyyah Kecamatan Sukorejo Kabupaten Situbondo Jawa Timur. 
<>
Musahadi (43), beberapa waktu lalu sukses mempertahankan Disertasi berjudul “Dinamika Kajian Hukum Islam di Pesantren (Studi tentang Elemen Liberal dalam Kajian Fiqh di Ma’had Aly Salafiyah Syafi’iyyah Sukorejo Situbondo)”  dalam Rapat Senat Terbuka Terbatas Ujian Promosi Doktor atas nama dirinya di Gedung Pasca Sarjana IAIN Walisongo  Semarang. 

Pria asal Bonang, Demak yang lahir dari pasangan H Ali Munawar dan Hj Salamah Ichsan (alm.) ini dipuji para penguji dan promotor yang terdiri atas Prof Dr Muhibbin, Dr HM Nafis, Prof Dr Khoiruddin Nasution, Prof Dr Ismawati, H Ahmad Hakim PhD, Prof Dr Achmad Gunaryo, dan H Abu Hafsin PhD. 

Promovenda yang pernah kuliah di IAIN Walisongo (S1) dan IAIN Alauddin Makassar (S2) ini memaparkan, menurut Leonard Binder, liberalisme adalah bagian dari Islam (Islamic Liberalism) dan bahwa Islam adalah bagian dari liberalisme. Dengan mengkonfirmasi teori Kurzman, penelitiannya menemukan bahwa setiap sisi sejarah maupun praktek kajian Islam tidak bisa dipungkiri bersentuhan dengan Barat. Toh Barat mendapat ilmu-ilmu juga dari Islam di masa kejayaannya. 

Demikian pula, terang alumnus pondok pesantren Al-Islah Sempal Wadak Kabupaten Demak  ini, elemen-elemen liberal dalam kajian hukum Islam di Ma’had Aly Salafiyah Syafi’iyyah Sukorejo Situbondo lebih dominan berakar pada tradisi pemikiran Islam, baik secara epistemologis maupun secara praksis. Oleh karenanya ia merupakan bagian dari Islam, dan tetap dalam sinaran tradisi Islam.

Direktur Lembaga penyuluhan Konsultasi dan Bantuan Hukum Islam (LPKBHI) Fakultas Syari’ah ini menjelaskan, kajian hukum islam di Ma’had Aly Salafiyah Syafi’iyah sangat kuat diwarnai elemen liberal baik dalam epistemologi kajian yang mereka kembangkan maupun pada praksis kajian yang mereka hasilkan. 

Elemen liberal di pondok pesantren ini, lanjutnya, terdapat dalam tiga hal strategis yang dijadikan basis epistemologi kajian hukum Islam, yakni revitalisasi ushul fiqh, diversifikasi teks, dan perluasan wilayah ta’wil yang dikembangkan. 

"Kalau saya melihat di Situbondo, tradisi pemikiran Islam baik secara epistemologis maupun secara praksis didominasi elemen-elemen liberal," ujar Wakil Koordinator Kopertis Wilayah X Jateng ini.

Suami dari Hj Mahmudah MAg, juga dosen di IAIN Walisongo ini sehari-hari menjalankan amanah sekalu Pembanu Dekan I Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo. Selain itu, Musa (demikian ia biasa dipanggil) juga dipercaya mengomandani Walisongo Research Institute (WRI) di kampusnya sejak tahun 2003. 

Tahun 2004 sampai 2006 ia mengikuti Training Mediasi dan Resolusi Konflik yang merupakan kerjasama Arizona State University (ASU) dengan IAIN Walisongo. Musa kemudian aktif di Pusat Mediasi IAIN Walisongo Semarang hingga sekarang. 

Selain itu, ia juga mengikuti Workshop on Community Organizing and Social Development yang merupakan kerjasama IAIN Walisongo dengan McGill University Canada, Mei hingga Juli 2005. Pada tahun itu juga Musa berkesempatan terlibat dalam Program Cooperation in Research Activity antara Depag RI dengan INIS di Universitas Leiden Belanda. Pada tahun 2007 Musa mengikuti Training on Mediation and Conflict Resolution di Wageningen University dengan biaya dari Nuffic Netherlands. 

Publikasi yang pernah ia hasilkan antara lain Evolusi Konsep Sunnah: Implikasinya pada Perkembangan Hukum Islam (2000), Membangun Negara Bermoral (2004), Mediasi dan Resolusi Konflik di Indonesia: dari Konflik Agama hingga Mediasi Peradilan (2007). Serta beberapa tulisan di berbagai jurnal dan artikel di beberapa harian nusantara.

Tambah Dua Doktor  

Selain Musahadi, IAIN Walisongo juga meluluskan Mujibatun MAG sebagai doktor  Studi Islam. Dosen Fakultas Syariah ini berhasil mempertahankan disertasinya berjudul "Konsep Uang dalam Islam". 

Kajian ini dilatarbelakangi kegalauan para pengguna jasa layanan bisnis syariah yang tidak menemukan perbedaan dengan moden konvensional. Yakni terjadi inkonsistensi antara ideologi dengan realitas di lapangan dalam praktik pengelolaan bisnis keuangan berbasis syariah.

Menurutnya, krisis keuangan global dan tajamnya kesenjangan antara negara kaya dengan negara miskin yang terjadi saat ini dipicu oleh pemakaian mata uang kertas yang dijadikan komoditi dagang. 

Dengan diwisudanya dua doktor baru ini, IAIN Walisongo menambah dua doktor bidang Studi Islam. Musahadi mendapat IPK 3,8 dan Mujibatun diganjar IPK 3,6 oleh tim penguji. 



Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: M Ichwan