Nasional

Prof Quraish Shihab Jelaskan Makna Ramadhan sebagai Bulan Terhapusnya Dosa dan Keburukan

Sab, 16 Maret 2024 | 07:00 WIB

Prof Quraish Shihab Jelaskan Makna Ramadhan sebagai Bulan Terhapusnya Dosa dan Keburukan

Pakar Tafsir Al-Qur'an Prof Quraish Shihab. (Foto: dok. NU Online)

Jakarta, NU Online

Pendiri Pusat Studi Al Qur’an (PSQ) Prof Muhammad Quraish Shihab menjelaskan makna dari Ramadhan yang berarti panas terik membakar. Makna tersebut berasal dari situasi atau cuaca yang begitu panas saat dinamainya bulan Ramadhan.


“Ramadhan itu ada yang berkata panas terik yang membakar. Penamaan ini boleh jadi karena waktu mereka mengalami cuaca yang sangat panas Ramadhan datang,” jelas Prof Quraish Shihab, dikutip dari akun instagram pribadinya, Jumat (15/3/2024).


Ia juga menerangkan makna lain dari Ramadhan, yaitu bulan dileburkannya dosa-dosa setiap Muslim. Dalam Al Qur’an dikatakan penggunaan kata Ramadhan sebagai isyarat terbakarnya dosa dan keburukan dari manusia.


“Al Qur’an menggunakan kata ini untuk mengisyaratkan bahwa di bulan itu terbakar dosa-dosa  sehingga bisa dikatakan Ramadhan adalah bulan terhapusnya dosa dan keburukan,” terang pakar tafsir jebolan Al-Azhar Kairo itu.


Kedua makna tersebut diharapkan dapat menjadi pengingat umat Islam agar bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan, sehingga segala dosa dan keburukan terlebur habis.


“Semoga Ramadhan kali ini menghapus dosa dan keburukan yang telah kita semua lakukan, dan menjadikan kita menjadi pribadi yang lebih baik,” tutur cendekiawan yang kini berusia 80 tahun ini.


Pada kesempatan lain, Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zakky Mubarak mengungkapkan bahwa  semua amal umat manusia itu untuk dirinya sendiri kecuali puasa.


"Puasa itu adalah untuk-Nya, kata Tuhan," tutur Kiai Zakky Mubarak dalam video tausiyah yang diungah melalui akun facebook pribadinya. 


Kemudian, ia mengutip sebuah hadits qudsi yang menyatakan bahwa ibadah puasa itu untuk Allah. 


"Semua amal perbuatan anak Adam -yakni manusia- itu adalah untuknya, melainkan berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan balasan dengannya,” demikian firman Allah yang dikutip Kiai Zakky.  


Kiai Zakky mengajak umat Islam untuk memahami  bahwa puasa Ramadhan merupakan ibadah istimewa yang harus diisi dengan amal shaleh dan ketakwaan yang tinggi.