Nasional

Prof Quraish Shihab: Hewan Juga Punya Perasaan seperti Manusia

Sab, 6 November 2021 | 14:00 WIB

Prof Quraish Shihab: Hewan Juga Punya Perasaan seperti Manusia

Prof HM Quraish Sihab bersama Najwa Shihab. (Foto: Tangkapan layar YouTube Najwa Shihab)

Jakarta, NU Online
Pendiri Pusat Studi Qur’an (PPSQ), Prof HM Quraish Sihab mengungkapkan, hewan juga memiliki perasaan seperti manusia. Binatang adalah umat-umat seperti manusia yang punya masyarakat dan perasaan. Banyak ayat di dalam Al-Qur’an yang memberikan tuntunan agar menjaga hewan.


Hal ini disampaikan Prof Quraish saat berbincang dengan putri keduanya, Najwa Shihab, dalam acara Shihab dan Shihab bertema Hidup bersama Kucing dan Anjing yang tayang di YouTube Najwa Shihab, Sabtu (6/11/2021).


“Walaupun tidak secara langsung, Al-Qur’an menyebutkan bahwa hewan punya perasaan, tetapi kita diperintahkan untuk menjaga perasaannya melalui penjelasan Nabi Muhammad SAW,” terangnya.

 

​​​​​​​Prof Quraish menambahkan, jangan sampai memisahkan hewan dengan anaknya. Menjaga perasaan hewan juga dengan cara tidak memukul keras dan tidak membohonginya.
 

Baca juga: Prof Quraish Shihab: Agama Tuntun Manusia Cintai Diri


“Seperti pura-pura memberi makanan. Tapi, ketika hewan itu datang justru tidak diberikan. Kita harus menunjukkan bahwa kita dapat menjaga perasaan hewan,” tuturnya.


Pengarang Tafsir Al-Misbah itu juga mengungkapkan, di dalam Al-Qur’an ada sekitar 200 ayat yang berbicara atau yang menyinggung tentang hewan.


“Dari 114 suratnya, ada enam surat yang diberi nama hewan yaitu laba-laba, semut, sapi, gajah, lebah, binatang ternak. Nama suratnya seperti itu,” tandas Prof Quraish.


Sekedar informasi, nama-nama surat yang diberi nama hewan yaitu al-Ankabut (laba-laba), an-Naml (semut), al-Baqarah (sapi betina), al-Fiil (gajah), an-Nahl (lebah), dan al-An’am (binatang ternak).
 

Kelemahan manusia
Cendekiawan muslim itu menyebutkan, Al-Qur’an menjelaskan bahwa manusia tidak memiliki kemampuan mengalahkan hewan, jika bukan Allah yang memberi kemampuan dan menjadikan hewan itu tunduk kepada manusia.


“Kita bisa melihat ketidakmampuan manusia terhadap hewan yaitu lalat. Al-Qur’an berkata bahwa apa yang direbut oleh lalat, tidak mungkin manusia bisa mengambilnya lagi. Meskipun lalat itu sudah ditangkap,” ungkap Prof Quraish.


Jadi, lanjut Prof Quraish, ini menjadi mukadimah bagi manusia bahwa jangan berlaku sewenang-wenang karena ada Allah di balik semuanya yang bisa memberikan balasan.


Pria asal Sidrap Sulawesi Selatan ini menambahkan, agama menganjurkan untuk memberi makan, minum, dan tempat tinggal yang wajar jika hewan itu tidak dapat mencari tempat tinggalnya sendiri.


“Karena itu, ada seorang wanita masuk neraka karena tidak memberi makan dan minum kucing. Dia tidak melepaskannya agar mencari makan sendiri, justru ia menahannya. Ini ancaman Nabi jika tidak mau merawat hewan dengan baik,” terang Prof Quraish.


Doktor jebolan Universitas Al-Azhar Mesiir ini menuturkan, setiap membantu yang bernyawa, pasti akan mendapat ganjaran. Ketika menyembelih hewan, misalnya, harus mengasah pisau dahulu, tidak di depan binatangnya.


Menurut Prof Quraish, manusia wajib memberi hak kepada hewan. Sudah tentu, sangat tidak islami, bahkan tidak manusiawi bagi orang-orang yang mengganggu hewan, apalagi hewan yang sangat bersahabat dengan manusia, salah satunya anjing.


“Islam ingin menyebarkan rahmat bukan hanya untuk manusia saja. Akan tetapi, untuk seluruh alam. Termasuk binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda tak bernyawa. Oleh karena itu, kemanusiaan mendahului keberagamaan,” pungkasnya.


Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori