Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) Aminuddin Ma’ruf berharap agar para pimpinan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tidak terlalu terseret pada arus dukung-mendukung Calon Presiden (Capres) yang terpolarisasi pada dua kubu.
<>
Amin berharap para Pimpinan NU dan Badan Otonomnya meneladani wasiat politik Alm. K.H Sahal Mahfudh tentang etika politik ulama yang mengutamakan kemaslahatan bangsa dan kerakyatan.
“Para kiai Pimpinan PBNU dan Banom-Banomnya seharusnya jadi teladan umat, jangan ikut terjebak pada polarisasi dukung-mendukung Capres yang bisa menebar perpecahan bagi umat,” ujar Amin, Sabtu (28/6).
PB PMII, kata Amin sangat prihatin dengan polarisasi dukungan yang terjadi di tengah masyarakat yang rentan menimbulkan konflik horisontal. Karenanya, PB PMII berkomitmen mengawal pelaksanaan Pilpres yang damai tanpa terjebak pada posisi dukung-mendukung capres tertentu.
Ia mengingatkan, di tengah potensi konflik horisontal yang nyata dan sangat urgen ini, capres dan para elite tim pemenangannya sesungguhnya mempunyai tanggung jawab untuk tetap memastikan keutuhan NKRI dan mementingkan kepentingan rakyat bukan untuk kepentingan capres semata.
“Karena siapa pun capres yang terpilih nantinya merupakan representasi dari rakyat yang diberi tanggung jawab untuk menjalankan amanah konstitusi serta mempertahankan NKRI,” paparnya.
Amin juga berharap kepada para ulama dan elit PBNU beserta Banomnya untuk mengingat kembali wasiat K.H Sahal Mahfudh, Rais Aam PBNU yang wafat pada 24 Januari 2014 lalu itu pernah berwasiat agar PBNU tak terjebak pada wilayah politik praktis.
Menurut Amin, wasiat Mbah Sahal sangat jelas, bahwa NU bukan organisasi politik yang sibuk pada orientasi kekuasaan, pada dukung-mendukung Capres. NU adalah organisasi sosial kemasyarakatan dan keagamaan yang harusnya jadi juru damai di tengah konflik horisontal yang mengancam pada Pilpres kali ini.
Senada dengan wasiat Mbah Sahal, tambah Amin, Rais Aam PBNU KH Mustofa Bisri juga jelas mengingatkan berkali-kali tentang hal ini. “Gus Mus sering bilang tentang keprihatinan beliau pada trend negatif yang terjadi dalam Pilpres kali ini. Seharusnya, para pimpinan PBNU dan banomnya taat kepada instruksi Gus Mus, selaku Rais ‘Aam yang berharap NU menjadi penengah, bukan malah ikut terlibat pada pusaran konflik,” imbuhnya. (Malik Mughni/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
2
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
3
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
4
Waktu Terbaik untuk Resepsi Pernikahan menurut Islam
5
Terima Dubes Afghanistan, PBNU Siap Beri Beasiswa bagi Mahasiswa yang Ingin Studi di Indonesia
6
Zaman Kegaduhan, Rais Aam PBNU Ingatkan Umat Islam Ikuti Ulama yang Istiqamah
Terkini
Lihat Semua