PMII Banten Fokus Lakukan Deradikalisasi di Perguruan Tinggi
NU Online · Kamis, 26 Desember 2019 | 09:00 WIB

Ketua PKC PMII Banten, Ahmad Solahudin sedang menyampaikan sambutan di Pembukaan PKL PKC PMII Banten di Pendopo Gubernur Banten, Kota Serang, Banten, Kamis (26/12). (Foto: NU Online/Rahman)
Abdul Rahman Ahdori
Kontributor
Serang, NU Online
Maraknya radikalisme di perguruan tinggi menjadi tantangan tersendiri bagi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Untuk menetralisasi ideologi yang bertentangan dengan Pancasila tersebut Pengurus Koordinator Cabang (PKC) PMII Provinsi Banten fokus melakukan deradikalisasi di seluruh perguruan tinggi di Provinsi Banten.
Ketua PKC PMII Banten, Ahmad Solahudin menjelaskan, sebelum pemerintah melakukan upaya deradikalisasi di berbagai tempat, PMII sebagai anak kandung Nahdlatul Ulama sudah melakukan langkah-langkah strategis agar radikalisme di kampus tidak berkembang bahkan tidak lagi menjadi tumpuan beragama oleh kalangan mahasiswa.
"Pak Asda (Asisten Daerah Provinsi Banten), sebelum pemerintah melakukan deradikalisasi melalui 4 Kementerian sejak awal dan sampai saat ini sudah melakukan deradikalisi di kampus-kampus," katanya saat memberikan sambutan di Simposium Nasional dan Pembukaan PKL PKC PMII Banten di Pendopo Gubernur, Kota Serang, Banten, Kamis (26/12).
Ia menegaskan, selama masih ada PMII, pemerintah tidak usah khawatir karena sampai kapanpun PMII akan menjaga bangsa dan negara ini, terutama dari ancaman radikalisme. Kader PMII juga diharapkan terus memperkuat komitmen berbangsa dan bernegara melalui nilai-nilai Pancasila dan pemahaman keagaman berdasarkan manhaj Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja).
Selain itu, bonus demografi yang akan berlangsung 2020-2035 harus memposisikan kalangan anak muda terutama kader PMII sebagai anak bangsa yang memiliki soft skill dan life skill yang dapat berkontirbusi penuh terhadap pembangunan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
"Merespon masa keemasan sama-sama kita songsong dan ini menjadi tantangan kita meningkatkan soft skill dan life skill," ujarnya.
Caranya, lanjut Ahmad Solahudin, adalah dengan menjadikan PMII sebagai organisasi yang memperkuat kemandirian dan kualitas keilmuan.
Dalam acara tersebut hadir sejumlah tokoh, antara lain Pengurus Alumni PMII Ali Soerahman, Usep Pahlaludin, Ketua PB PMII Muktar Ansori Attijani, Pelaksana Tugas Asisten Daerah I Provinsi Banten Ahmad Samsir dan ratusan kader dan anggota PMII se-Banten. Kegiatan dilanjutkan dengan Simposium Nasional bertajuk Bahaya Laten Radikalisme, Pencegahan, Tantangan dan Pemberantasan.
Kontributor: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Aryudi AR
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
3
Meski Indonesia Tak Bisa Lolos Langsung, Peluang Piala Dunia Belum Pernah Sedekat Ini
4
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
5
Pentingnya Kematangan Pola Pikir dan Literasi Finansial dalam Perencanaan Keuangan
6
PBNU Rencanakan Indonesia Jadi Pusat Syariah Dunia
Terkini
Lihat Semua