Nasional

Pesantren Perlu Bangun Kiblat Keilmuan Global

NU Online  ·  Jumat, 9 September 2016 | 04:00 WIB

Surakarta, NU Online
Pesantren di Indonesia perlu membangun kiblat keilmuan secara global. Dahulu sebelum tahun 1920-an, pendidikan di Timur Tengah yang dilakukan oleh para ulama Nusantara menghasilkan ulama-ulama yang mempunyai kealiman serta kearifan tinggi. Para ulama tersebut mengajarkan Islam moderat yang menjadi karakteristik utama Islam di Nusantara. 

Setelah periode itu, pendidikan Timur Tengah berubah dan banyak menghasilkan kaum terpelajar yang berbeda. Bahkan ada tuduhan pendidikan Timur Tengah melahirkan generasi yang menghalalkan kekerasan.

"Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang lahir dari rakyat (grassroot). Karena itu suara pesantren juga mewakili sebagian suara rakyat. Untuk memajukan dunia pesantren, banyak kajian pernah dilakukan oleh pakar dan akademisi," ujar Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, Abdurrahman Mas'ud, di Surakarta, Rabu-Jumat (7-9/9) dalam Seminar Pendidikan Agama dan Keagamaan.

"Karena itu, saya berharap dari forum ini muncul rekomendasi atau terobosan yang bisa ditindaklanjuti di tingkat kebijakan Kementerian Agama. Termasuk terobosan pesantren dalam menghadapi munculnya pesantren yang mengembangkan paham keagamaan radikal," tegas Mas'ud.

Menurut Mas'ud, dalam menghadapi berbagai permasalahan yang menimpa pesantren saat ini seperti menurunnya jumlah pesantren yang fokus pada tafaqquh fiddin, munculnya fenomena pesantren yang menjadi tempat persemaian paham radikalisme, pesantren perlu meningkatkan kerjasama berbagai pihak.

"Kerjasama bisa dibangun dengan sesama pesantren, dengan birokrasi pendidikan Islam (Kemenag) serta pemerintah baik pusat dan daerah," tambah Mas'ud.

Bagian inilah yang bisa dikerjakan RMINU untuk menjadi jembatan berbagai pesantren untuk berjejaring dan menguatkan komunitas masing-masing dan belajar bersama. Saling bersilaturahmi antara santri di berbagai pesantren untuk saling melengkapi. Ke depan harus mulai membuat berbagai forum untuk terus berkumpul bersama dan menggagas inovasi baru untuk penguatan pesantren. (Zulfa/Fathoni)