Probolinggo, NU Online
Pondok Pesantren Syech Abdul Qodir Al-Jailani (SAQA) Desa Rangkang Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo kembali menggelar khitanan massal gratis bagi anak yatim di Kabupaten Probolinggo. Seperti tahun-tahun sebelumnya, acara ini digelar untuk memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-19 Pesantren SAQA.<>
Tahun ini total ada 548 anak yatim yang dikhitankan di empat lokasi berbeda. Yaitu, 29 anak di Pendopo Kecamatan Tiris dan 257 anak di Ponpes SAQA. Puncaknya ditutup dengan pengajian umum di halaman Ponpes SAQA, Senin (16/6) malam.
Acara istimewa itu dihadiri sejumblah ulama kharismatik dari Probolinggo, Jember dan Bondowoso. Antara lain KH Misbah Cholili dari Jember dan KH Malik Sanusi asal Bondowoso.
Hadir pula Asisten III Bidang Kesejahteraan Masyarakat Azhar, Mustasyar PCNU Kota Kraksaan yang juga anggota Komisi VIII DPR RI H Hasan Aminuddin, Bupati Probolinggo Hj Puput Tantriana Sari dan Rektor UPBJJ UT Jember Suparti
H Hasan Aminuddin mewakili Pengasuh Pesantren SAQA KH Hafidz Aminuddin dalam sambutannya berbicara tentang ancaman saat ini. Salah satunya ancaman budaya yang menyebabkan akhlak masyarakat mulai menurun. “Untuk menghalau ancaman itu, pendidikan pesantren jadi pilihan untuk memperbaikinya,” ujarnya.
Hasan menegaskan, lulusan pesantren dahulu dengan sekarang sudah beda. Banyak santri yang sudah menjadi pemimpin bangsa. Mulai bupati, wali kota, menteri hingga pejabat legislatif. “Ini menjadi contoh bahwa lulusan pesantren lebih baik,” tegasnya.
Sementara itu, Kiai Mustofa Badri dalam tausyiyahnya mengatakan tentang barokahnya lulusan pesantren. Kiai asal Kelurahan Patokan Kecamatan Kraksaan ini banyak mengupas tentang ilmu yang barokah. Salah satunya, barokahnya ilmu Imam Syafii.
Barokahnya kitab jurmiyah. Karena walaupun kitabnya kecil, tapi dibaca seluruh dunia. Kemudian, barokahnya dakwah Sunan Ampel yang mampu mensyiarkan agama Islam di seluruh Indonesia. “Dan, terakhir barokahnya Pesantren SAQA. Walaupun masih berumur 19 tahun, namun karena barokah bisa besar seperti saat ini,” tegasnya.
Sedangkan Kiai Malik Sanusi banyak mengupas soal kecerdasan otak manusia yang melebihi kecerdasan HP, pesawat hingga mobil. Karena semua yang membuat HP, mobil hingga pesawat adalah manusia. Bahkan, memori otak maunusia mengalahkan memori HP.
“Karena otak manusia tidak pernah kehabisan baterai. Bahkan, otak saya mulai kecil hingga sekarang tidak pernah di cas,” ujarnya disambut tawa hadirin yang hadir.
Demikian pula dengan Kiai Misbah Cholili yang menjadi penutup acara. Kiai yang di kenal kocak ini mampu membawa suasana malam penuh gelak tawa. Hingga tak terasa sampai pukul 01.00. Di penghujung acara pengajian ditutup dengan doa yang dipimpin oleh putra pengasuh Pesantren SAQA, Gus Abdul Qodir. (Syamsul Akbar/Fathoni)
Terpopuler
1
Innalillahi, Nyai Nafisah Ali Maksum, Pengasuh Pesantren Krapyak Meninggal Dunia
2
Keutamaan Bulan Muharram dan Amalan Paling Utama di Dalamnya
3
Innalillahi, Buya Bagindo Leter Ulama NU Minang Meninggal Dunia dalam Usia 91 Tahun
4
Sosok Nabi Daniel, Utusan Allah yang Dimakamkan di Era Umar Bin Khattab
5
Waketum PBNU Jelaskan Keistimewaan Belajar di Pesantren dengan Sanad
6
Khutbah Jumat: Menyadari Hakikat Harta dan Mengelolanya dengan Baik
Terkini
Lihat Semua