Purbalingga, NU Online
Rangkaian aksi teror di berbagai daerah akhir-akhir ini menjadi kekhawatiran mantan ibu negara, Shinta Nuriyah Abdurahman Wahid. Terorisme menjadi ancaman nyata bagi keberagaman di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan dia saat sahur bersama antara Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga dan masyarakat Purbalingga di Pasar Segamas, Selasa (22/5).
Dikutip dari tribunjateng.com, Shinta Nuriyah berpendapat, Indonesia adalah negara majemuk yang tidak dimonopoli oleh sebuah keyakinan, suku, rasa atau golongan saja. Indonesia mempunyai harta beharga yang tidak dimiliki bangsa lain, yaitu keberagaman. Oleh sebab itu, dia berpesan kepada warga untuk senantiasa menjaga persatuan dan kemajemukan serta toleransi.
"Warga Purbalingga harus menjadi contoh keberagaman yang ada di Indonesia. Menjaga kondusifitas di tengah perbedaan adalah hal mutlak yang harus dilakukan seluruh penghuni NKRI," katanya.
Bersama suaminya yang juga Presiden Ke-4 Indonesia, almarhum Abdurahman Wahid, Shinta dikenal sebagai tokoh keberagaman yang mengayomi segala lapisan. Shinta meneruskan perjuangan suaminya untuk mengampanyekan pesan toleransi.
Tak ayal, setiap kali Shinta ataupun jaringan Gusdurian, sebuah komunitas penggemar Gusdur, menggelar kegiatan, dipenuhi oleh tokoh lintas agama, suku maupun golongan. Terbukti, dalam acara kali ini, nuansa keberagaman kental terasa. Kala Shinta bertanya ke hadirin, adakah dari mereka yang dari Katholik, Kristen, Konghucu? peserta pun mengiyakan pertanyaan Shinta.
Meski acara dibungkus dengan sahur bersama yang identik dengan tradisi umat Islam, namun pengunjung ternyata tidak hanya datang dari kalangan Muslim.
Di akhir tausiyahnya, Shinta berharap agar warga Purbalingga mengembangkan kearifan dalam kehidupan berbangsa, serta menegaskan Negara Kesatua Republik Indonesia (NKRI) adalah harga mati.
"NKRI adalah harga mati. Warga Purbalingga harus menjaga kearifan dalam kehidupan berbangsa agar tercipta harmoni di masyarakat," kata Shinta.
Ini adalah kali ketiga kalinya Shinta Nuriyah datang ke Purbalingga untuk melakukan sahur bersama dengan warga Purbalingga. Sebelumnya di Ramadhan tahun 2016 dan 2017, dia juga hadir di Kecamatan Kemangkon dan Pendapa Dipokusumo Purbalingga. (Red: Muiz)