Nasional

Pesan Ketum PBNU untuk NU Online: Selalu Sampaikan Islam Moderat

NU Online  ·  Kamis, 11 Juli 2019 | 05:30 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj berpesan agar NU Online selalu berpegang teguh dan menebarkan prinsip Ahlussunnah wal Jamaah, yakni Islam yang moderat dan toleran. Sebab menurut Kiai Said, Allah menghendaki Islam yang moderat sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 143.

“Kapan pun, dalam kondisi apa pun, kita tetap memberikan, menyampaikan Islam tasamuh, Islam tawasuth (moderat). Islam wasathiyah itulah yang namanya Islam kaffah,” kata Kiai Said di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (10/7).

Namun demikian, Kiai Said melanjutkan, Islam moderat dapat terus ada dan kuat jika didukung kecerdasan intelektual umat Islamnya. Kiai Said lantas menyebut beberapa contoh nama yang telah berjasa dalam membangun Islam moderat.

Nama-nama tersebut ialah Abu Abdullah Muhammad bin Idris As-Syafi’I atau Imam Syafi’I yang telah membangun pemahaman terhadap syariat Islam melalui ushul fiqih, Abu Hasan al-Asy’ari atau Imams Asy’ari dalam bidang akidah, Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin ahmad at-Thusi al-Ghazali dalah hal akhlak dan tasawuf, dan Pendiri NU Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari atau Mbah Hasyim yang mendamaikan hubungan antara agama dan negara (politik kebangsaan).

Menurut kiai alumnus Universitas Ummul Qura Mekkah, Arab Saudi itu, jargon ‘hubbul wathan minal iman’ atau nasionalisme bagian dari iman ini merupakan ijtihad politik Mbah Hasyim. Ijtihad itu menjadi andil besarnya bagi umat Islam di Indonesia. Agama dan negara merupakan dua hal yang saling menguatkan. Islam kuat dengan semangat nasionalisme dan nasionalisme menjadi religius karena diisi dengan spirit Islam.

“Inilah yang saya sebut tadi contoh kecil beberapa ulama yang berhasil membangun wasathiyah fil Islam (moderatisme Islam): aqidatan (akidah), wasyariatan (syariat), wakhulukan (akhlak), wasiyasiyan (politik), maka terbangunlah peradaban wasiyatul Islam,” ucapnya.

“Islam moderat jauh dari radikalisme dan jauh dari liberalisme. Tetap menjaga prinsip wasatiyah, modern, moderat, tidak radikal, dan tidak liberal. Tetap berjalan di atas ruhul Islam, tapi dinamis, progresif, dan selalu memberikan andil besar, sumbangan terhadap pembangunan kemajuan masyarakat Islam,” imbuhnya. 

Sebagai informasi, hari ini, Kamis (11/7) NU Online memasuki harlah yang ke-16. Situs Resmi PBNU yang didirikan pada 11 Juli 2003 ini bertujuan mentransformasikan potensi yang dimiliki NU sebagai organisasi yang mempunyai struktur dari pusat ke daerah menjadi kekuatan jaringan informasi atau berita berbasis komunitas. (Husni Sahal/Abdullah Alawi)