Jakarta, NU Online
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus memberikan perumpaan terkait memuji sekaligus menghina. Ia mengumpamakannya dengan suami dan istri dalam kehidupan keluarga.
“Pujilah isteri/suami-mu setinggi langit sekali pun, tapi tak perlu membandingkan dengan isteri/suami orang lain, apalagi menghinanya,” ujar Gus Mus dikutip NU Online, Ahad (23/9) lewat akun twitternya.
Gus Mus tidak menyebutkan konteks dari pernyataannya tersebut. Namun, hal itu disampaikan Gus Mus sehari setelah pengundian nomor urut Capres dan Cawapres pada Jumat (21/9) di KPU RI.
Dari cuitan Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang itu, warganet (netizen) diingatkan pada fenomena memuji, menghina, bahkan mencaci dalam kontestasi pemilihan presiden (pilpres).
“Nyuwun sewu Bah nderek usil, klo dlm konteks pilpres; pujilah capres masing2 setinggi langit, yg penting jgn menghina dn menjelekan capres lawannya,” respon akun bernama Mujiburrohman (@Mujib_Barton) sambil menyematkan tagar #SukseskanPemilu2019 #KirabSatuNegeri #KitaIniSama.
Namun, sebagian follower yang menanggapi status Gus Mus di twitter tersebut berisi curahan hati kehidupan rumah tangganya ketika suami memuji sang istri.
“Hampir tiap hari sy bilang i love you dan kamu tambah cantik ke istri saya gus ... tapi responnya diem aja dan ngga bales ... entah dipikirnya sy gombal ato gimana padahal sy tulus, sy mikir nanti kalok sy ngga ada dia kangen ngga ada yg bilang begitu ke dia ya ...,” tulis MasEkeph (@MustEkeph). (Fathoni)