Persaudaraan Tarekat Naqsyabandiyah Komit Setia Aswaja dan NKRI
Rab, 17 Februari 2016 | 04:16 WIB
Organisasi yang menamakan diri Silaturrahim Ikhwan dan Akhwat Thoriqoh Naqsyabandiyah (Sitqon) Gersempal menunjukkan komitmennya terhadap ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah dan kesetiaannya terhadap Tanah Air.
Salah satu Pembina Sitqon Pusat, KH Syafiuddin Abdul Wahid berharap Sitqon sebagai wadah persaudaraan penganut tarekat Naqsabandiyah berpegang teguh dengan Ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jam'ah dengan mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW, para sahabatnya, serta tradisi dan ajaran ulama-ulama salafus salih.
Syaifuddin juga mengingatkan kepada anggota untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menolak gerakan-gerakan ekstrem yang mengatasnamakan Islam tapi hendak menghancurkan Nusantara.
Hal ini disampaikan seiring dengan momen penyelenggaraan Majelis Dzikir dan Haul Akbar Masyayikh Thoriqoh An-Naqsyabandiyah Mudzhari Gersempal oleh Pengurus SITQON Pusat di Masjid Agung Sampang, Sampang, Jawa Timur, akhir pekan kemarin (14/2).
Hadir dalam perhelatan tersebut Wakil Gubernur Jatim H Saifullah Yusuf (Gus Ipul), para ulama, habib, pejabat setempat, Imam Khwajagan Naqsyabandiyah Gersempal, dan pengurus Sitqon dari pusat, cabang, hingga ranting.
Menurut Ketua Panitia, KH Nuruddin JC, selama hampir satu tahun ini, Sitqon sudah terbentuk di 16 Cabang yang menyebar di Indonesia dengan berbagai program kegiatan yang dilaksanakan bagian pendidikan dan dakwah, bagian humas, bagian media dan informasi, bagian perekonomian, serta bagian seni dan budaya.
Nuruddin berharap ke depan pembentukan pengurus cabang Sitqon di kabupaten lainnya dapat terbentuk yang tujuannya di antaranya sebagai syiar islam, memasyarakatkan tarekat dan berpartsipasi dalam pembangunan bangsa.
Sementara Gus Ipul berpendapat, tarekat merupakan ajaran yang mengajak orang masuk surga dengan rombongan. "Karena ingin masuk surga secara rombongan, maka harus ada pemimpinnya yaitu mursyid atau dalam bahasa kita sebagai penerang yang mengarahkan jalan-jalannya sehingga pada akhirnya memperoleh ridha Allah SWT,” katanya.
Karena itu, menurutnya, seorang Mursyid tentunya harus memiliki sanad dan silsilah yang akhirnya bersambung kepada Rosulullah SAW. “Justru dengan majelis-majelis dzikir seperti ini negara kita diselamatkan oleh Allah SWT, sementara di negara-negara Islam lainnya seperti Suriah, Irak dan lainnya sedang mengalami kehancuran,” sambung Gus Ipul. (Dedi Haryono/Mahbib)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menata Pola Hidup Positif Pasca-Ramadhan
2
Membatalkan Puasa Syawal karena Disuguhi Hidangan saat Bertamu, Bagaimana Hukumnya?
3
Khutbah Jumat: Meraih Pahala Berlimpah dengan Puasa Syawal
4
Khutbah Jumat: Syawal, Menjalin Silaturahmi dan Memperkokoh Persatuan Bangsa
5
Hukum Mengulang Akad Nikah karena Grogi
6
Tellasan Topak, Tradisi Perayaan Lebaran Ketupat di Madura pada 8 Syawal
Terkini
Lihat Semua