Nasional

Pergunu Jelaskan Cara Agar Pendidikan Indonesia Lebih Bersaing

Rab, 27 November 2019 | 01:30 WIB

Pergunu Jelaskan Cara Agar Pendidikan Indonesia Lebih Bersaing

Ketua Pimpinan Pusat Pergunu, Aris Adi Leksono. (Foto: Dok. pribadi)

Jakarta, NU Online
Di era kampung global (global village) seperti saat ini, memajukan bangsa tidak lepas dari upaya peningkatan kualitas di sektor pendidikan secara menyeluruh. Langkah ini harus menjadi perhatian bersama agar pendidikan Indonesia lebih bersaing dengan negara-negara maju.

Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) menegaskan, setiap negara maju ditopang oleh kualitas pendidikan yang baik. Ia berangkat dari sistem pendidikan yang dirancang dengan penguatan dari sisi pengelolaan dan kepemimpinan.

“Agar pendidikan Indonesia bisa bersaing, sistem pendidikan yang dibarengi dengan penguatan manajerial dan leadership harus kuat pada tataran birokrasi dan pelaksana di lapangan,” ujar salah seorang Ketua Pimpinan Pusat Pergunu, Aris Adi Leksono kepada NU Online, Selasa (26/11) di Jakarta.

Menurut pria yang saat ini bertugas sebagai guru tetap di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 34 Jakarta ini, sistem pendidikan dimaksud ialah yang dapat menumbuhkembangkan kreativitas dan inovasi dari seluruh elemen pendidikan.

“Agar pendidikan Indonesia bisa bersaing, sistem yang dibuat supaya bisa memicu tumbuh kembangnya inovasi dan kreativitas steakholder pendidikan dengan tetap menggali potensi lokal berciri khas Indonesian,” jelas Aris.

Lebih dari itu, ia juga menegaskan bahwa guru harus mendapatkan perhatian dari pemerintah baik pusat maupun daerah, terutama bagi guru honorer. Tentu butuh dukungan regulasi yang berpihak kepada Guru honorer.

“Bisa dengan pola rekruitmen oleh pemerintah daerah dan distribusi juga di bawah kendali pemerintah daerah sehingga kontrol tanggung jawab guru bisa lebih dekat dan berkelanjutan,” terangnya.

Aris menyebut, Pergunu hari ini intens komunikasi dengan pemerintah pusat dan daerah untuk memberikan perhatian kesejahteraan dan perlindungan kepada guru, baik negeri maupun swasta.

“Dengan pola advokasi kebijakan, terutama politik anggaran pendidikan yang berpihak kepada guru dalam rangka penguatan kompetensi, perlindungan, dan kesejahteraan,” ucapnya.

Ia juga menanggapi pidato Mendikbud Nadiem Makarim. Menurutnya, pidato Nadiem secara konten memang dalam rangka merespon perkembangan dan tuntutan revolusi industri 4.0.

“Tapi saya kira perlu konten pidato yang diperkaya dengan memberikan apresiasi proses dan perjuangan guru yang sudah dilakukan selama ini. Terutama guru-guru kita yang berjuang lahir batin di daerah terdepan, terpencil, dan terluar,” tandas Aris.

Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Kendi Setiawan