Nasional

Percepatan Teknologi Harus Dibarengi Peningkatan Mentalitas

Rab, 3 Juni 2020 | 11:15 WIB

Percepatan Teknologi Harus Dibarengi Peningkatan Mentalitas

Internalisasi literasi media digital tidak hanya pemanfaatan teknologinya, literasi yang tak juga kalah penting adalah literasi mentalitas penggunaan media digital.

Jakarta, NU Online

Adanya virus corona memaksa semua orang bertransformasi secara cepat ke dunia digital. Perkembangan teknologi pun semakin maju dengan pesat dengan hadirnya beragam aplikasi layanan pertemuan. Namun, hal ini juga harus dibarengi dengan kekuatan mentalitas.

 

"Di tengah situasi kita mulai secara sempurna pemanfaatan media digital, kalau minus mentalitas akan menyebabkan kerusakan kita di dalam tatanan sosial," ujar Deputi II Bidang Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) H Asrorun Niam Soleh saat Halal Bi Halal Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) pada Selasa (2/6).

 

Ia mengingatkan kader-kader IPNU yang hadir pada pertemuan daring tersebut untuk meningkatkan literasi para pelajar, bukan saja soal teknologinya, melainkan juga mengenai literasi mentalitasnya. "Internalisasi literasi media digital tidak hanya pemanfaatan teknologinya, literasi yang tak juga kalah penting adalah literasi mentalitas penggunaan media digital," katanya.

 

Maraknya penyebaran ujaran kebencian dan penyebaran hoaks, menurutnya, bukan persoalan iliterasi digitalnya. Tetapi, literasi dalam aspek mentalitas dan etikanya, kesadaran pada norma baru dalam lingkungan sosial digital.

 

Oleh karena itu, Sekretaris Majelis Alumni IPNU itu menegaskan bahwa kader IPNU harus mengampanyekan pemanfaatan media digital dengan sekaligus nilai-nilainya sehingga tidak ada unggahan mengenai hal-hal negatif.

 

"Menjadi penting bagi kader IPNU untuk memasalkan pemahaman teknis di bidang pemanfaatan teknologi plus value penggunaannya, mentalitas. Jadi, kapan kegiatan dipublikasikan di media publik, kapan media terbatas," kata Niam.

 

Hal tersebut menjadi salah satu faidah adanya Covid-19. Sebab, kata Niam mengutip sebuah pepatah, musibah bagi segolongan orang bagi golongan yang lain itu faidah. Karenanya, sekalipun dalam keadaan keterpaksaan, peristiwa ini akhirnya nanti bisa menjadi tools untuk percepatan mobilitas vertikal kaum santri yang selama ini bisa jadi ada persoalan akses.

 

"Dengan pemanfaatan digital masif hari ini, maka sekat jadi hilang. Tidak ada beda anak muda kampung dengan anak muda kota. Yang ada sejauh mana dia mengoptimalkan faidah dari media digital yang kesempatannya sama antara kota dan kampung," katanya.

 

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa musibah yang sama memberikan dampak yang tidak sama di tangan orang yang berbeda. Musibah Covid-nya sama, tetapi di tangan optimis akan menjadi berkah, di tangan orang pesimis ini menjadi bala.

 

"Kita sebagai organisasi pelajar mengoptimalkan sisi positif sehingga kita mengambil berkah dan faidah dari kondisi Covid-19 yang melanda bangsa umat manusia hari ini," katanya.

 

Oleh karena itu, Niam mengajak kader-kader IPNU untuk berpikir optimis melakukan langkah inovatif dan kreatif sehingga bisa mengakselerasi dan juga mengakumulasi faidah dari musibah Covid untuk kepentingan kekuatan diri individu dan organisasi.

 

Pertemuan ini juga dihadiri Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Ahmad Helmi Faishal Zaini, Wakil Menteri Agama H Zainut Tauhid Saadi, Ketua Presidium Majelis Alumni IPNU H Hilmi Muhammadiyah, dan para pengurus PP IPNU dan pengurus PW IPNU seluruh Indonesia.

 

Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan