Internasional

Potret Idul Fitri Muslim Indonesia di Belanda, Adelaide, dan Mesir

Sen, 1 Juni 2020 | 23:20 WIB

Potret Idul Fitri Muslim Indonesia di Belanda, Adelaide, dan Mesir

(Foto: glamadelaide.com.au.jpg)

Jakarta, NU Online
Rais Syuriyah PCINU Belanda, KH Nur Hasyim Subadi menyampaikan hingga saat ini di Belanda jumlah kasus positif Covid-19 tercatat kurang lebih 46.422 orang. Pemerintah setempat melakukan kebijakan pencegahan. Saat ini ada beberapa kelonggaran yang akan dilakukan oleh pemerintah, seperti mengaktifkan kembali sekolah dengan mematuhi protokol kesehatan.
 
Alumni Mesir tersebut juga menceritakan di Belanda dirinya masuk komunitas diaspora Muslim Indonesia. Komunitas tersebut bernama PPME (Persatuan Pemuda Muslim se-Eropa) yang didirikan oleh Gus Dur pada 12 April 1971.
 
"Saat ini komunitas tersebut tidak aktif seperti biasanya lantaran ada pandemi ini. Namun hikmahnya kita bisa melakukan dakwah secara online dan menjadikan media sebagai pusat perhatian dalam berdakwah di negara Belanda," tambahnya saat Silaturahim dan Halal bi Halal secara daring, Ahad (31/5). 
 
Dalam acara bertema Potret Hari Raya Idul Fitri Berbagai Negara Dunia di Tengah Pandemi Covid-19, itu, Sabilil Muttaqin, mahasiswa Phd Flinders University Australia-New Zealand mengaku Lebaran di Adelaide kali ini tetap spesial walaupun dunia sedang menghadapi pandemi global. Kegiatan keagamaan dan lainnya saat ini sudah mulai dilaksanakan seperti biasanya,
 
Saat ini Adelaide termasuk negara yang zero cases. Hal itu terjadi karena kebijakan pemerintah yang cepat dan telah lama melakukan persiapan ditambah warganya yang patuh, menjadikannya negara yang zero cases. Artinya tidak ada kasus positif Covid-19 di negara ini.
 
"Kemungkinan di bulan Juni cafe dan catering food akan kembali dibuka dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan," tuturnya.
 
Ia menceritakan, pelaksanaan keagaaman seperti Hari Raya Idul Fitri kemarin dilakukan dengan peraturan yang ditetapkan pemerintah. Ada beberapa masjid yang model pengorganisasianya dilakukan absesni lebih dahulu. Jamaah yang akan melaksanakan ibadah harus register terlebih dahulu kepada imamnya.
 
"Ada tiga masjid yang boleh ditempati untuk beraktivitas, meskipun sebagian besar masjid masih ditutup. Setiap masjid hanya sepuluh orang yang diperbolehkan untuk beraktivitas di dalamnya," imbuhnya.
 
Di Mesir, Wakil Katib Syuriyah PCI NU Mesir, KH. Ali Irham menyampaikan bahwa sudah sejak ada Covid-19, masjid ditutup oleh pemerintah. Hingga saat ini, masih belum ada kebijakan baru terkait penutupan masjid. Sehingga, tahun ini, praktis tidak ada Shalat Idul Fitri berjamaah di masjid dan lapangan yang melibatkan warga dalam berjumlah besar.
 
"KBRI sendiri tidak mengadakan Shalat Idul fitri berjamaah dan juga tidak menyelenggarakan halal bi halal," katanya.  
 
Ia menceritakan, bahwa imam dan bilal di Mesir ditanggung negara, di bawah kementrian wakaf. "Gampangnya, mereka ini adalah pegawai negeri yang diangkat untuk masjid-masjid di Mesir," ujar KH Ali Irham.  

KH Ali Irham mengaku bersyukur karena sebelumnya PCINU Mesir sudah ikhtiar mendapatkan kantor yang bisa menjadi wadah kader-kader NU Indonesia.  

"Alhamdulillah, kemarin kita lunasi Kantor PCINU Mesir dua lantai. Lantai satu untuk kantor PCINU. Lantai dua untuk kantor Fatayat dan home stay. Mohon doanya semoga berkah. Dan yang mau mampir silakan ke kantor PCINU Mesir," ujar KH Ali Irham.  
 
 
Kontributor: M Irwan Z
Editor: Kendi Setiawan