Nasional HAJI 2025

Penyelenggaraan Haji 2025 Perkuat Sistem Layanan bagi Jamaah Lansia, Disabilitas, dan Risti

NU Online  ·  Selasa, 6 Mei 2025 | 20:00 WIB

Penyelenggaraan Haji 2025 Perkuat Sistem Layanan bagi Jamaah Lansia, Disabilitas, dan Risti

Petugas haji sedang membantu mobilitas jamaah haji lansia saat kedatangan jamaah kloter pertama pada 2 Mei 2025 lalu di Bandara Madinah. (Foto: Rini Hairani/RRI untuk MCH 2025)

Jakarta, NU Online

Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, penyelenggaraan haji terus memperkuat pelayanan terhadap jamaah haji lanjut usia (lansia) dan disabilitas. Langkah keberlanjutan ini bertujuan untuk mewujudkan penyelenggaraan haji yang inklusif dan manusiawi.


Berdasarkan data Siskohat pukul 07.00 Waktu Arab Saudi, sebanyak 34.272 jamaah haji reguler telah tiba di Madinah. Dari jumlah itu, 7.376 di antaranya adalah jamaah lansia, atau sekitar 21,5 persen dari total yang sudah datang. Sementara jamaah haji disabilitas sebanyak 457 dan 23 orang di antaranya tanpa pendamping.


Melihat proporsi lansia yang cukup besar, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi langsung memperkuat sistem layanan dengan pendekatan ramah lansia dan inklusif.


Ketua PPIH Arab Saudi Muchlis Hanafi menjelaskan bahwa perhatian terhadap jamaah lansia, disabilitas, dan risiko tinggi (risti) menjadi prioritas sejak hari pertama kedatangan.


“Petugas-petugas kita sudah disiapkan khusus untuk menangani lansia. Bahkan orang yang baru pertama kali ke luar negeri pun bisa bingung. Apalagi lansia,” jelas Muchlis saat ditemui di Kantor Daker Madinah, Senin malam (5/5) pukul 23.00 Waktu Arab Saudi.


Ia menekankan bahwa pendampingan adalah kunci utama pelayanan bagi lansia. Pendekatan ini diterapkan tidak hanya dalam aktivitas ibadah di Masjid Nabawi, tetapi juga saat mobilisasi dan penginapan, termasuk ketika jamaah haji mulai diberangkatkan ke Makkah.


Ia menjelaskan, jamaah haji rencananya akan diberangkatkan ke Makkah dari Madinah pada 10 Mei 2025.


Muchlis mengimbau jamaah lansia agar tidak memforsir diri untuk ibadah berlebihan sejak di Madinah. Sebab, fase ibadah paling berat justru berada di Makkah saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).


"Pendampingan dan memang juga kita sarankan kita imbau ya. Agar jamaah terutama yang lansia ini tidak terlalu memforsir untuk kegiatan-kegiatan yang membutuhkan mobilitas tinggi," kata Muchlis.


Aspek layanan konsumsi khusus buat jamaah haji lansia juga mendapat perhatian dari PPIH Arab Saudi.


Jamaah yang memiliki kebutuhan konsumsi khusus, termasuk lansia yang dalam pemantauan medis, bisa melapor ke petugas hotel. Tim konsumsi PPIH akan melakukan monitoring dan evaluasi setiap hari, termasuk menyesuaikan menu jika diperlukan.